Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaksimalkan Ruang Publik untuk Kelangsungan Habitat Masa Depan

29 September 2015   23:38 Diperbarui: 30 September 2015   06:55 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin belum semua orang tahu apa yang dimaksud dengan Hari Habit Dunia?

Dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1985, Majelis PBB menetapkan Hari Habitat Dunia adalah untuk memikirkan mengenai kondisi permukiman dunia dan hak atas hunian yang layak, serta mengingatkan dunia akan tanggung jawab bersama untuk masa depan permukiman yang lebih baik.

Sejak tahun 1986, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan setiap hari Senin minggu pertama di bulan Oktober akan diperingati Hari Habit Dunia. Dengan tema yang selalu berubah, tapi yang jelas mengikuti isu perkembangan permukiman global. 

Sedangkan tujuan diperingati HHD oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) adalah sebagai wujud kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan pemukiman yang layak untuk seluruh lapisan masyarakat. Dan selanjutnya, peringatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran bertanggung jawab dari seluruh pihak terkait demi kelangsungan habitat manusia di masa depan.

Tidak melenceng jauh dari tema yang ditetapkan oleh PBB yaitu merujuk kepada isu-isu terkini yang terkait dengan pembangunan permukiman dan perkotaan dunia. Maka peringatan Hari Habit Dunia 2015 tahun ini mengangkat isu "Public Spaces for All" atau "Ruang Publik Untuk Semua". Ruang publik adalah tempat yang ditujukan untuk penggunaan publik dan dapat dinikmati secara cuma-cuma dengan tidak mengambil keuntungan di setiap penggunaannya. Di sebut ruang publik atau ruang sosial yang bersifat umum, terbuka dan dapat di akses oleh seluruh lapisan masyarakat. Contohnya adalah taman kota, arena wisata, lapangan olah raga, perpustakaan umum dan alun-alun. Tujuan dari diangkatnya tema ini adalah mendorong upaya untuk menyediakan ruang publik yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat.

* * *

Saya tinggal di perumahan kelas menengah di pinggiran kota Sidoarjo, tepatnya di kecamatan Waru. Layaknya perumahan-perumahan pada umumnya, fasilitas publik memang "sudah" disediakan sejak awal pembangunan perumahan oleh pihak pengelola. Tapi dengan berjalannya waktu, kadang pelan namun pasti lokasi yang sedianya untuk ruang publik sudah berubah fungsi. Atau bahkan hilang dengan sendirinya, karena kemudian lahan tersebut ada yang membeli. Sehingga warga perumahan selanjutnya mencari-cari tempat untuk digunakan sebagai fasilitas bersama dengan lahan yang seadanya.

Saya bisa mengambil mengatakan demikian, karena memang di perumahan saya sendiri sudah banyak hal seperti itu terjadi. Fasilitas publik tidak berimbang dengan kebutuhan yang ada. Dan paling banyak adalah fasilitas publik yang pasif atau tidak bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. 

Contoh kongkrit seperti foto-foto di bawah ini :

1. Bangunan dalam foto di bawah ini adalah balai pertemuan RW, yang kebetulan mempunyai halaman cukup luas dan lapang. Meskipun banyak mobil yang terparkir, tapi anak-anak dengan bebasnya bermain sepak bola di halaman tersebut. Cukup menggambarkan bahwa karena keinginan yang kuat untuk berolah raga sambil bermain, sampai tidak memikirkan resikonya. Misalkan bola bisa mengenai kaca mobil atau membaretnya.

2. Di bawah ini adalah taman yang posisinya persis di tengah antara perempatan jalan. Awalnya taman ini penuh dengan rumput hijau nan asri. Tapi karena sering di pakai untuk bermain sepak bola hampir setiap hari, akhirnya rumput tersebut lama-lama mati dan hilang dengan sendirinya. Demikian juga tumbuhan yang berada di sekitarnya. Kadang daunnya rontok dan habis berguguran karena terkena bola. 

3. Lahan di bawah ini adalah tanah kosong. Tapi di sebelah kanan dan kiri adalah rumah penduduk. Sementara belum laku, tanah tersebut dimanfaatkan untuk berolah raga seperti volley dan badminton. Mungkin nanti jika tanah tersebut sudah ada yang membeli, otomatis kegiatan olah raga pasti akan berhenti. Dan tidak tahu harus mencari lahan dimana lagi.

4. Karena olah raga sudah menjadi kebutuhan utama dan rutin, meskipun hanya seminggu sekali. Karena tidak ada tempat yang bisa digunakan untuk berolah raga, akhirnya menggunakan jalan utama. Sehingga hampir 3 jam jalan yang seharusnya bisa dilewati umum, harus ditutup sementara.
Ironis memang keadaan seperti itu. Antara kebutuhan dalam melampiaskan hobi olah raga tidak di tunjang tempat yang memadai. Kalau sudah seperti ini memang tidak ada yang bisa disalahkan. Selain kita bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk dipergunakan secara maksimal. Tapi di sisi lain, bukan berarti tidak ada ruang publik sama sekali di perumahan saya. Ada salah satu sudut yang cukup melegakan apabila kita ingin menikmati ruang publik meskipun dengan fasilitas yang terbatas.

Gambar di bawah ini adalah salah satu contohnya, yaitu taman. Dengan di tata sedemikian rupa, tampak terlihat asri dan teduh. Bisa menjadi tempat bersantai bersama keluarga atau tempat bermain anak-anak. Itupun juga tidak lepas dari andil masyarakat sekitarnya. Keinginan untuk bisa memiliki ruang publik yang bisa menjadi tempat bersilaturahmi antar tetangga, sehingga memunculkan ide yang kreatif. Asalkan setiap individu bisa mau turut menjaga kebersihan dan keindahan taman tersebut, keberadaannya bisa langgeng.

Jadi bisa di tarik kesimpulan bahwa keberadaan ruang publik sekarang ini sedikit diabaikan oleh pembuat dan pelaksana kebijakan tata ruang wilayah. Sehingga ruang yang sangat penting ini semakin berkurang. Ruang-ruang publik yang selama ini menjadi tempat warga melakukan interaksi, seperti lapangan olahraga, taman kota, arena wisata, arena kesenian, lama-kelamaan menghilang digantikan oleh ruko, pusat bisnis atau perbelanjaan.

* * *

Cerita lain tentang ruang publik di kota besar seperti Surabaya, saya akan mengambil contoh yaitu TAMAN BUNGKUL.

Siapa yang tak kenal Taman Bungkul. Tidak hanya warga Surabaya saja, para pendatang maupun pelancong pasti sudah sangat mengenal nama tersebut. Taman yang dinobatkan sebagai Taman Terbaik Sedunia oleh BPP itu, sekarang menjadi salah satu kebanggaan warga Surabaya. Karena betul-betul mencerminkan ruang publik yang tidak hanya bisa menjadi tempat rekreasi atau bersantai, tapi juga menjadi tempat berinteraksi serta bersosialisasi. Dengan mengusung konsep Sport, Education dan Entertainment - fasilitas yang disediakanpun tidak tanggung-tanggung seperti skateboard dan sepeda BMX track, jogging track sampai sebuah open space yang di pakai kalau ada event untuk live performance.

 

Fasilitas yang disediakan pun turut mendukung keberadaan Taman Bungkul menjadi satu tempat hiburan yang nyaman, bersih dan asri, diantaranya adalah :

 

1. Tempat sampah yang tertata rapi sesuai dengan jenis-jenis sampah. Tidak lupa papan peringatan, yang jelas terpajang di sebelahnya. Sehingga akan selalu mengingatkan pengunjung untuk tertib dan tidak membuang sampah sembarangan. Ini juga menjadi edukakasi khususnya buat anak-anak.

2. Air minum gratis langsung dari kerannya. Ini salah satu fasilitas yang berbeda dari tempat yang lain, yaitu air minum yang bisa di konsumsi langsung dari kerannya. Jadi pengunjung yang merasa haus dan tidak ingin membeli minuman botol, bisa langsung mengkonsumsi air tersebut.

3. Jaringan Wifi & Hot Spot gratis.Bagi pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, pebisnis ataupun masyarakat yang ingin bersantai sambil berselancar di dunia maya, disediakan Wifi dan Hot Spot gratis.  

4. Sentra PKL yang tertata rapi dan teratur.

Warung dan penjual makanan minuman terorganisir secara rapi dan tertib. Tersedia berbagai menu kuliner khas Jawa Timur khususnya Surabaya seperti, lontong balap, lontong mie, rujak cingur, rawon sampai semanggi Suroboyo yang sangat melegenda itu.

5. Tempat parkir yang teratur.

Di sana disediakan khusus parkir sepeda, di samping tentunya parkir motor atau mobil yang sudah di atur sedemikian rupa supaya tidak mengganggu kenyamanan pengunjung. Dan satu hal lagi bahwa Taman Bungkul menyediakan jalur juga buat lansia dan difabel supaya bisa turut menikmati kenyamanan dalam berekreasi.

 

TAMAN BUNGKUL sudah menggambarkan sebuah ruang publik yang mengapresiasi kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pengelola Taman Bungkul dalam hal ini pemerintah kota Surabaya cukup peka dalam memanfaatkan lahan yang ada di antara semakin minimnya area umum yang bisa difungsikan untuk kepentingan bersama. Keberadaan ruang publik seperti inilah yang nantinya bisa membantu menjaga kelangsungan habitat di masa depan yang lebih baik.

* * *

Dengan contoh dan uraian di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa kriteria ruang publik yang menjadi dambaan masyarakat, adalah yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

 1. Ruang yang terbuka secara akses visual maupun fisik bagi semua lapisan masyarakat. Dan bisa digunakan untuk berinteraksi dan edukasi bagi semua golongan usia. Dimana tempat tersebut bisa di pakai untuk beragam kegiatan secara bersama, bahkan juga meliputi interaksi sosial, ekonomi dan budaya. 

2. Ruang dimana seluruh lapisan masyarakat mendapat kebebasan dalam beraktifitas. Terutama untuk anak-anak, manula maupun penyandang disabilitas. Kebebasan berekspresi dan aktualisasi baik sendiri maupun kelompok, bukan berarti bebas tanpa batas. Tetap ada kontrol norma, aturan dan kebijaksanan yang sudah disepakati bersama.

3. Ruang publik harus aman dan nyaman.Biasanya di ruang publik akan banyak berkumpul berbagai macam orang dengan status sosial dan ekonomi yang berbeda. Tidak jarang memang banyak hal-hal yang bisa memancing orang berbuat jahat seperti mencopet atau mencuri.

4. Ruang publik tidak membebani rakyat, misalkan dikenakan biaya. Meskipun ada beberapa pendapat yang mendeskripsikan bahwa ruang publik harus bebas biaya. Tapi pada kenyataannya tidak semua begitu. Ada aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam mengelola satu ruang publik. Ada pungutan resmi yang ditetapkan dengan alasan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan. Biasanya dalam bentuk langsung melalui tiket masuk atau retribusi, bisa juga berupa pajak masyarakat. Karena pada perkembangannya saat ini, ruang publik bisa dijadikan sebagai komoditi investasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

5. Ruang publik harus mempunyai sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga membuat nyaman pengunjungnya. Seperti tempat sampah, toilet, wifi, sentra PKL, tempat parkir dan jalur untuk penyandang difabel. Dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah rambu-rambu yang jelas. Karena dengan peraturan yang tegas dan terpampang nyata, akan membiasakan masyarakat untuk patuh dan taat.

* * *

Sebenarnya kalau kita berbicara tentang "ruang publik" itu bukan tentang golongan atau komunitas tertentu. Tetapi lebih luas lagi yaitu tentang aktifitas sosial yang didalamnya ada berbagai macam golongan, bahkan seni dan budaya. Sehingga untuk mewujudkan keberadaan sebuah ruang publik yang bisa menampung semua itu, perlu ditekankan juga pentingnya peran kita sebagai masyarakat. 

Hari Habitat Dunia dirancang dengan tujuan untuk merefleksikan keadaan perkotaan, dan pemenuhan hak dasar untuk memiliki tempat tinggal yang memadai. Juga untuk mengingatkan kepada dunia bahwa kita semua memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk membentuk masa depan kota-kota kita.

Selanjutnya, harapan kita adalah semoga peringatan Hari Habitat Dunia tahun 2015 ini dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran bersama dalam mewujudkan "Public Spaces for All" yang layak dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat dunia. Karena dari ruang publik itu pulalah akan tercermin,bagaimana kepribadian satu bangsa.

 

SELAMAT HARI HABITAT DUNIA 2015

Daftar Pustaka :

1. Ciptakarya

2. Repository Petra

3. Penataan Ruang PU

4. Fasilitas Umum Sby

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun