Sejurus kemudian, begitu indah. Menyatu jiwaku hapuskan gelisah. Perjalanan fajar menyambut dalam pelukakan bidadari kesunyian. Pamit pulang sendiri, dewekan aku menyaksikan laron-laron menggelepar terbaru dari raga malam, sampai pada akhirnya melepaskan diri tanpa menyisakan rasa sakit bersama bintang masing-masing sendiri memeluknya. Begitu indah...
Terang saja, aku hanya rindu dan sekedar merindu.
Perjalananku semalam hanyalah perjalanan waktu.
"Brow, kemarin kowe lewat rumahnya too? Sandalnya kelihatan di teras ora?"
(MasyaAllah, laa quwwata illaa billaah -- sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)....telah menunjuki dan meminjamiku cahaya. Melalui cinta terpantulkan kepadaku)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H