Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta untuk Cinta (Cahaya)

2 November 2023   08:07 Diperbarui: 2 November 2023   08:15 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bawah sinar bulan purnama, ombak berayun-ayun. Gitar berbunyi, jauh beribu bintang bertaburan. Langit menghijau, murni pemandangan berpadu malam kemilau.
bergegas aku. Berpacu dengan waktu, menikmati waktu. Aku harus sampai sebelum fajar fokus dan fokus hanya untuk dapat berbagi cerita dengan Cintaku.

Antara cahaya lampu dan laron, aku menghentikan hentakan kakiku. Berkembenkan malam langit, laron mendekati cahaya. Mencoba bertahan dengan hadir terbang mengelilingi dan tentu saja menjaga pijar nyalanya. Tanpa peduli sayap-sayapnya patah dan akhirnya tidak dapat terbang kembali. Sampai lupa arah pulang, sampai harus menghabiskan sisa dihidupnya di tempat cahaya tersebut.

Aku lanjutkan kembali deru nafasku. Berhenti sejenak, menghela nafas panjang. Semakin dekat, semakin terang, semakin silau. Pinjaman cahayamu Cinta, semakin membuatku terang. Maka dari itu, aku makin mendekat.

Dengan bangga aku turun. Turun dengan tetap mendongak ke atas. Tidak ada terlintas penyesalan seutas sekalipun.

Lihat, semakin dekat lagi dekat lagi dan dekat lagi cahaya gemerlap nampak mata memandang. Hirup pikuk kehidupan lebih akrab 

kebisingan sesekali menyeruak. Di depan sini aja aku akan duduk menunggu. Cukup dari sini tak takkan terlupa.

Aku tengok dinding sebelah sana. Api nyala lampu menunjukkan keperkasaan putaran waktu. Terus berdetik, enggan menunggu barang sedetik. Di sinilah aku pertama kali dulu berteriak bebas. Waktu itu membuka mataku dengan luas. Dan sekarang di waktu ini, aku terus bernyanyi laa...laa....laaa...dan selalu aku menyampaikan pada waktu mengulang lagi lagu rindu laa...laa..laa....

Cinta....aku rasa hatiku sekedar berbisik.

"Lihaaat!" seisi jiwa berguncang, lidahku tak bergerak. Deru mesin membuatku mendengar. Menderu-deru mewujudkan posisi dudukku. Seolah ingin berdiri, menyambut dan meminjam tangan lembutmu tak berdebu. "Selamat datang kembali ke rumah...welcome home Cinta!" serasa memeluk hangat.

Serasa begitu dekat. Saat dekat seperti ini, ada perasaan takut bilamana membuat suasana hatimu Cinta berubah. Berkebalikan ketika di atas sana, ada kegelisahan hanya untuk sekedar melihat bayanganmu atau angin sampaikan suaramu bagaikan menyapa dirimu Cinta secara utuh dan sempurna.

Mari...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun