"Iiiih pak Guru....maluuuuu!"
"Tidak boleh malu! Ayo semuanya, kita semangati Ipania! Ayo maju-maju, jangan malu-malu!"
Kelas menjadi riang dengan dipenuhi nyanyian dan Ipania dengan wajah kesal beringsut maju kedepan. Didepan kelas ia kemudian memperlihatkan gambarannya.
"Aku gambar sebuah gunung...." Ucapannya menggantung, saya menunggu namun tidak ada balasan. Akhirnya saya memfollow up-nya dengan bertanya.
"Mengapa menggambar sebuah gunung Ipania? Ada apa dengan gunung? Apakah Ipania pernah punya pengalaman berkesan tentang gunung?"
"Nggak pak, tapi aku punya cita-cita untuk bisa mendaki gunung"
"Waaah, gunung apa nih yang mau di daki?"
"Gunung apapun!"
"Keren cita-citanya, tapi pelan-pelan yaa, bisa dimulai dari mendaki bukit terlebih dahulu, dan kalau sudah cukup dewasa dan kuat, kamu boleh coba daki gunung Rinjani"
"Siap pak Guru"
Kelas kembali menjadi seru dan peserta didik bergantian menceritakan tentang gambar yang mereka buat. Ada yang menggambar anjing karena trauma pernah dikejar, ada juga yang menggambar buah sebab suka memakan buah tersebut, beberapa murid dari luar daerah menggambar kampung halaman sebab rindu dengan kampung halaman mereka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!