Ia juga menyebutkan pentingnya membuat `Me-time`. “Itu sangat penting. Waktu mau jalan ke luar rumah sendirian, saya kasih bayi ke bapaknya. Entah pagi atau malam, yang bapaknya bisa pegang. Walau cuma sekedar jalan kaki sekitar rumah, pergi belanja ke swalayan, atau makan sebentar di kafe.”
“Pokoknya ibu cuma sendiri. Bayi enggak apa-apa, kok enggak minum ASI maksimum 3 jam. Meski cuma 3 jam, tapi ibu benar-benar bisa refresh. Ibu waras sama dengan rumah waras,” tambah Vita tertawa.
Saat ditanya apa yang dapat menjadi support/dorongan bagi ibu-ibu yang sekarang sedang mengalami baby blues/postpartum depression, dijawab, “Kalau ada kata-kata dari orang-orang sekitar yang memang enggak scientifically proven, enggak usah terlalu dimasukkan hati. Kita cari info dari sumber yang credible. Ibu tahu, kok yang terbaik untuk anak-anaknya.”
“Yang baik untuk situasi ibu yang lain belum tentu baik untuk diri kita sendiri, dan vice versa. Trials & errors dari teori-teori yang ada, nanti akan ketemu pola yang pas untuk masing-masing.”
Vita menambahkan bahwa ia sering mencari informasi dari akun Instagram atau situs web. “Ada banyak banget websites membahas tentang baby blues/postpartum depression di internet. Waktu saya dan suami konsultasi via online, kami kontak akun postpartum.id.”
Di penghujung percakapan, ditanya bagaimana kondisi Vita sekarang, ibu ini berseru, “Alhamdulillah, sudah baikan sekarang! Puting lecet sudah hilang. Tidur juga sudah enakan. Bonding dengan anak juga sekarang lebih baik. Alhamdulillah semua bisa terlewati.”
Akhirnya sebelum berpamitan Vita menyampaikan kata-kata penyemangatnya. “Ingat mantra ini: This too shall pass. Walaupun enggak tahu kapan selesainya, tapi percaya kita sudah on progress ke arah yang lebih baik, kok. Enggak perlu tengok progress orang lain. Kita enggak lagi balapan, kok sama mereka. Lawan kita, ya diri sendiri. Fokus ke kita sendiri. Siapa tahu, kita bisa menjadi lebih baik lagi daripada diri kita sebelumnya,” tutur Vita bersemangat.
Kata akhir
Menyambut kedatangan buah hati tercinta ternyata bukan hanya sesuatu yang membahagiakan, namun juga sesuatu yang bisa membuat kita belajar dan tahu akan sisi emosional dan mental ibu baru pasca bersalin.
Semoga pengalaman Retnovita Kartini yang mengalami sindrom baby blues dan postpartum depression saat berada di luar negeri dapat memberi support, informasi, dan semangat bagi yang membutuhkan. Dan juga, dapat menginspirasi kita untuk mempunyai rasa empati dan pengertian.
Terima kasih banyak kepada Retnovita Kartini yang sudah berbagi pengalaman.