Sedangkan apa bila ibu melahirkan anak perempuan, anak tersebut memiliki peluang kecil untuk terkena hemofilia atau hanya sebagai pembawa gen hemofilia. Karena mereka memperoleh satu kromosom X dari ayah (Kromosom X poengikat gen hemofolia) dan satu kromsom X dari ibu (kromosom X normal)
Pada bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila ayah normal (tidak mengidap hemofilia) sedangkan ibu mengidap hemofilia. Jika sang ibu melahirkan anak perempuan, maka anak tersebut memiliki peluang kecil untuk terkena hemofilia atau hanya sebagai pembawa gen hemofilia. Karena mereka memperoleh satu kromosom X dari ayah (Kromosom X normal) dan satu kromosom X dari ibu (Kromosom X mengikat gen hemofilia).
Sedangkan jika ibu melahirkan anak laki -- laki, maka anak tersebut berpeluang besar mengidap hemofilia. Karena mereka memperoleh satu kromosom X dari ibu (Kromosom X mengikat gen hemofilia) dan satu kromosom Y dari ayah.
Setelah kita membahas tentang penurunan penyakit hemofilia. Kita akan membahas jenis- jenis hemofilia. Hemofilia dibedakan menjadi tiga jenis, Â yaitu hemofilia A. Hemofilia B, dan Hemofilia C. Pada umumnya ketiga jenis hemofilia tersebut terjadi karena kekurangan atau tidak normalnya salah satu faktor pembeku darah yang terdapat pada kromosom X. Sedangkan pada orang normal (tidak mengidap hemofilia) memiliki 13 faktor pembekuan darah.
Apa perbedaan tiga jenis hemofilia tersebut. Mari kita ulas lebih lanjut.
Pertama, Hemofilia A atau Hemofilia Klasik. Hemofilia ini terjadi karena tidak normalnya faktor VIII pembekuan darah. Hemofilia A merupakan penyakit yang lebih sering terjadi dari pada jenis hemofilia lainnya. Kedua, Hemofilia B atau Hemofilia Christmast Disease, disebut sedemikian karena penyakit ini perama kali diderita oleh Steven Christmas dari Kanada. Hemofilia B terjadi karena tidak normalnya faktor IX pembekuan darah. Sedangkan Hemofilia C terjadi karena tidak normalnya faktor XI pembekuan darah.
Sekarang, mari kita bahas mengenai pengobatan penyakit hemofilia. Salah satu cara pengobatannya adalah dengan terapi hemofilia, seperti judul yang tertulis di atas.
- Replacement Therapy
Terapi pada hemofilia disebut dengan Replacement Therapy. Replacement Therapy adalah terapi dengan cara menyuntikkan infus protein faktor pembekuan darah dalam bentuk tranfusi plasma kepada penderita. Infus protein tersebut berasal dari donor atau pun rekayasa genetika. Cara ini dapat dilakukan berulang kali apabila mengalami pendarahan yang cukup serius. Transfusi plasma tersebut berupa Cryoprecipitate. Cryoprecipitate adalah plasma darah yanhg mengandung faktor VIII atau IX pembekuan darah. Sehingga sangat cocok untuk terapi Hemofilia A dan Hemofilia B. Terapi ini dapat dilakukan sebagai pencegahan terjadinya pendarahan dan preventifatau saat telah terlanjur terjadi pendarahan. Akan tetapi terapi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi.
- Terapi Gen
Di Inggris dan Amerika pernah diadakan suatu studi yaitu menyuntikkan suatu virus ke dalam tubuh. Virus tersebut memiliki warna biru dan memiliki kemampuan untuk membuat protein dalam darah. Peneliti mengambil suatu virus yang mengandung suatu materi gen yang dapat memicu pembentukan faktor IX pambekuan darah. Pada kasus tersebu empat dari empat penderita Hemofilia B dapat menghentikan terapi hemofilia yang sebelumnya pernah mereka jalani. Penelitian ini dipublikasikan oleh New England Journal of Medicine.
Terapi Desmopressin (DDAVP)
Terapi Desmopressin berupa pemberian hormon yang memicu tubuh untuk membenuk faktor VIII pembekuan darah. Terapi ini cocok untuk penderita Hemofilia A ringan, sedangkan untuk penderita Hemofilia A berat dan Hemofilia B sangat tidak dianjurkan.
- Terapi Antifibrinolytic medicine