“Sudah sembuh?” tanyaku setelah perban di kepalanya dibuka.
“Sudah..”
“Jangan manjat pohon lagi!”
“Kenapa?”
“Nanti jatuh lagi!”
“Enggak!” jawab Lian sembari menjulurkan lidahnya.
“Jatuh!”
“Enggak!”
Ah, dia. Aku merindukan perdebatan-perdebatan konyol itu. Perdebatan yang tak pernah berakhir karena kami adalah bocah yang sama-sama tak ingin mengalah. Tak mau kalah. Keributan-keributan kecil yang sering aku lakukan bersamanya, seolah membuatku kembali mengunjungi tempat ini.
***
28 Juni 2016. Subuh yang gaduh. Hujan sepertinya tak mau beranjak, ia masih menggenangi jalan-jalan setapak. Ada sesuatu di kamarku, seperti angin. Datang menyelinap masuk jendela. Membuat tubuhku menggigil.
“Dia pulang!”