Bukan aku yang memulai menghubungimu. Tapi kamu. Aku sempat tidak mengerti, maumu apa sebenarnya, kak. Ah, lalu aku sadar, toh kamu juga manusia biasa. Mungkin kamu juga rindu. Itu saja.
Berapa lama kamu khilaf, kak? Dengan cepat kamu bisa kembali mengendalikan diri, dan tentu saja, hati. Lalu sunyi. tanpa kabar.Â
Aku merasa dipermainkan dengan seribu maaf yang telah terucap. Aku kah layanganmu? yang diulur tinggi terbang menggapai langit, dibahagiakan sampai lupa diri. Lalu dengan cepat kau putus benang layangan ini. Tidak dapat kembali menyentuh bumi karena angin terus mempermainkan tak tentu arah.
Kamu, telah membuat aku berat untuk menunaikan janjiku untuk tidak galau lagi. Dan kamu, juga melanggar janjimu sendiri. Ya, kamu janji tidak akan meninggalkanku kan, kak? Kamu akan menemaniku melewati masa-masa sulit untuk melupakan kisah kita.
Sekarang, malah kamu yang galau dengan kisah baru yang entah itu nyata atau drama. Kamu melanggar janjimu, kak. Karena pada akhirnya, kamu meninggalkan aku juga.
Â
sumber gambar : alam-maya.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H