ku kira di saatsaat rawan tidak terlalu baik menggenggam keyakinan dengan keras kepala
dua kali dia dibuat terkejut oleh dengung lalat yang sedang sibuk mengerumuni bangkai kulit hewan yang terdampar di tepi selokan
lalat yang di kejutkan oleh suara langkahnya di atas selokan
pada suatu sore di dekat pancuran yang berada di bawah bukit
arjuno duduk sambil memandang sederet pohon pisang di dekatnya
bagaimanakah pohon pisang selalu menghadirkan kelembaban pada tanah di bawahnya
lalu terdengar keramaian dari suatu generasi yang sedang duduk bersama dan sejak tadi membicarakan sesuatu dalam gubug di kelandaian bukit
benarkah mereka sedang bertengkar
adakah perempuan disitu
perempuan yang biasanya berlarian menyaksikan ketegangan di kulitku
bukankah beberapa tahun lalu aku berniat bikin puisi tentang kenikmatan bicara hingga membuat para pembicara tanpa terasa meledakkan bisul di pantatnya masingmasing