Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akhir Tahun: Menyemai Cinta Bersama Bunda

3 Desember 2024   07:13 Diperbarui: 3 Desember 2024   07:14 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekar. Bunda sehat? Mau ke Bunda dong," pintaku

"Sehat.  Ada di kamar lagi tiduran," jawabnya sambil pergi menuju kamar Bunda, namun ternyata, dia tidak menemukan keberadaan bunda di kamar.

"Loh, Teh. Bunda ke mana ya?" tanyanya dari balik sambungan.

"Coba cari ke dapur dan kamar mandi!" balasku. Aku pun ikut panik. Setelah dicari, Sekar tidak menemukan keberadaan Bunda, baik di dapur, kamar mandi, belakang rumah maupun halaman. Aku yang jauh dari rumah tentu saja tidak kalah panik, cemas dan khawatir ke mana Bunda pergi. Sekar dan anak-anaknya sudah dilanda kepanikan luar biasa, karena tidak satu pun tetangga tahu ke mana bunda.

"Ya Allah Astagfirullah ..." Hatiku terus berzikir memohon perlindungan dan keselamatan untuk Bunda. Rasanya ingin terbang saja segera, atau berteleportasi ikut mencari bunda.

Dalam kepanikan, tiba-tiba suamiku menelepon. Aku yang sedang kalut langsung mengangkat telefon ingin segera mengadu.

 "Dik.  Tadi Abang telepon Bunda, kelihatannya bahagiaaa banget ditelepon Abang!" serunya dengan semringah. "Abang ngobrol sama Akang Nasih juga," lanjutnya lagi.

Aku yang sedang panik terbit harapan, mendengar Bunda disebut.

Rupanya suamiku yang sedang bekerja, entah iseng atau sengaja menelefon Bunda.

Segera aku bertanya lebih jelas, dengan kepanikan yang sedikit berkurang.

 "Abang telepon Bunda? Barusan? Ngobrol sama Akang juga? Bunda ada di mana sekarang?"  Kubrondong suamiku dengan pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun