Hemmmh...! Aku menghembuskan nafas berat di dada.Â
" Bunda pasti capek, bunda istirahat ya, ga usah mikir macem-macem. Ranum di sini sama Bunda. Udah, bunda bobo ya...! Ku bujuk bunda untuk istirahat dan tidur agar lebih tenang.Â
***
Diusia bunda yang semakin senja, emosinya tak lagi stabil, mudah tersinggung dan sangat sensitif. Tak bisa mendengar hal yang sensitif, akan langsung  salah faham.
Dulu jika saat muda, Bunda masih bisa marah, kini akan sering ngambek meski tanpa alasan. Lisannya tak lagi cerewet memarahi anaknya namun rewel seperti anak kecil.Â
Ah kami anak-anak bunda harus banyak belajar. Belajar bersabar, belajar memahami psikologi orang tua yang memasuki gejala pikun.
Saat aku ikut suami di luar kota, bunda pernah menelfon, dari Vidio call rupanya bunda ada di rumah mas Ihsan Kakak ketiga, yang ada di kota. Sementara rumah Bunda ada di kabupaten.
"Bunda sama siap ke rumah Mas ?" Karna kupikir pasti diantar Sekar. Aku bertanya tanpa curiga.
"Diantar Ajeng sepupumu"Â
Deg! Astagfirullah .
Dengan cepat hatiku seketika cemas dan berfirasat. Â Segera melakukan panggilan telfon dengan Sekar.