"Maaf bunda kami salah, sudah... sudah..! Sekar dan Ranum minta maaf sama Bunda."Â Ku cium tangan bunda agar emosinya mereda.Â
Setelah berkas ditemukan, Sekar segera berangkat ke sekolah bersama anak-anak.
Selesai semua urusan rumah, aku kembali ke kamar,  berkutat dengan aktivitas menulis ku. Tiba-tiba...
"Iyaaaa.... Semua ga suka sama Bunda, capek urusin Bunda.., Â semua ninggalin Bunda... ! Huhuhu...!"
 Terikan dan tangisan bunda terdengar dari ruang tengah. Membuatku cemas dan curiga pasti salah paham lagi. Â
Segera ku hampiri bunda.Â
Astagfirullah...! Bunda, siapa yang ninggalin Bunda ?
"Ini Bunda ditinggal sendiri, Â semua sudah capek sama Bunda, mau buang Bunda kan ??"
 Inalillahi .... Astagfirullah...!"  Tak urung aku ga habis pikir dan beristighfar.
Bunda, rumah sepi, karna Sekar pergi mengajar dan Ranum lagi di kamar..., bukan ninggalin Bunda." Jelasku dengan lembut, berharap bunda akan faham.
Bunda diam namun tetap dengan air matanya.