Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kereta Api Dalam Kenangan

28 September 2022   00:04 Diperbarui: 28 September 2022   00:05 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar. Tribunnews.com

Menyenangkan.

Saya termasuk orang yang menikmati KRL dengan mengobrol penuh canda di dalam kereta, tentu saja dengan tanpa mengganggu kenyamanan orang lain. Karena kita bisa duduk berdampingan dan atau berhadapan dengan sangat leluasa ketika penumpang sedang lengang.  

 Hemat. 

Tentu saja, jika dibandingkan dengan transportasi yang lain, kereta lumayan ekonomis, misalkan saya dari Rangkas menuju Jakarta cukup dengan 10rb, begitu juga untuk perjalanan sejauh Jakarta - Bogor. 

Terlebih jika kita memegang kartu  multi trip cukup saldo 20 ribu untuk pulang pergi. Nah cukup hemat bukan ? Coba bandingkan,  dengan bila menggunakan jasa transportasi online atau bus, jauh perbandingannya . Plus macet pula. 

***

Selain hal positif dan menyenangkan, yang kita dapati ketika naik kreta, ada juga hal negatifnya tentu saja. Lebih tepatnya pengalaman yang tidak menyenangkan. Diantaranya: 

 

Berhimpitan bak pepes teri Medan. 

Pada jam berangkat kerja, di mana semua orang seolah tumpah ruah. Di jalanan penuh dengan kemacetan, tak terkecuali kreta KRL yang biasa saya naiki, suasana penuh sesak, terlebih pada saat pulang kerja sekitar pukul 17.00 sampai dengan 20.00 wah suasana isi kreta jauuh lebih sesak, ketimbang saat pagi. 

Pada saat sepeti ini, keadaan penumpang saling berhimpitan tanpa jeda sama sekali, persis kaya ikan pepes teri Medan. Kebayangkan gimana rasanya berdesakan penuh sesak, sampe bernafaspun susah, jangan tanya apakah badan bisa saling bergeser? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun