Mohon tunggu...
Arofiah Afifi
Arofiah Afifi Mohon Tunggu... Guru - Guru Paud.

Hobi membaca, menulis blog. Penulis artikel, sedang mendalami fiksi dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kereta Api Dalam Kenangan

28 September 2022   00:04 Diperbarui: 28 September 2022   00:05 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi gambar. Bisnis. com

Kereta Api. Berbicara tentang kereta api, Transportasi yang satu ini menjadi pilihan, kala saya melakukan perjalanan luar kota, seperti perjalan ke beberapa kota di Jawa tengah misalkan. Harga bersahabat dan kenyamanan serta keamanan menjadi alasan. Selain juga tempat duduk lebih leluasa. Fasilitas lumayan membuat betah sepeti adanya stop kontak untuk mengisi daya handphone, pemandangan yang bisa dinikmati sepanjang perjalanan, dan tidak jarang bertemu teman baru. 

Sampai hari ini saya masih nyaman menggunakan alat transportasi kereta api, dengan pilihan harga disesuaikan tentunya mulai dari ekonomi, bisnis dan eksekutif. 

Oiya berbicara tentang kereta mengingatkan saya akan banyak kenangan ketika saya tinggal di Jakarta.

 Transportasi aini pernah turut andil mewarnai, pengalaman hidup dan aktifitas saya dalam beberapa tahun silam.  Kebetulan saya   sempat hidup di Jakarta,  sekitar 2014 sampai 2018, hidup di sebuah ibu kota yang sangat padat, aktivitas yang tak pernah berjeda. Terlebih aktivitas transportasi. Jika sudah memasuki pukul 07. 00 pagi, seluruh jalanan begitu ramai, seolah semua orang tumpah ruah ke jalan, bunyi klakson bersahutan. Jalanan menjadi  sangat macet, di pagi hari terlebih pada sore dan malam hari jam pulang kerja. 

Untuk kegiatan selama di Jakarta, saya menggunakan dua jenis alat transportasi yaitu si kuda besi, yang setia atau menggunakan kreta api commuter line, jika kuda besi mogok. hehe. 

Kebetulan akses tempat saya tinggal tidak pernah jauh dari stasiun kreta api. Selama di Jakarta, saya sempat berpindah tempat kontrakan.  Pertama di  Pasar Minggu, akses yang strategis dan tidak jauh dari stasiun kreta pasar Minggu. Tempat ke dua di Manggari, tidak jauh dari Stasiun kereta Manggarai yang sekarang sedang dilakukan renovasi besar-besaran, yang akan menjadi pusat stasiun besar.  Selanjutnya pernah tinggal di Jatinegara, masih tidak jauh dari stasiun Jatinegara. Sehingga semua akses perjalanan saya selama. Di Jakarta lebih sering menggunakan kereta.

Ada banyak kenangan pahit getir, manis lucu dan miris saya rasakan serta saksikan selma menggunakan kreta apa. 

Kenangan manis menggunakan kreta, untuk saat-saat tertentu menjadi teransportasi yang aman, nyaman dan menyenangkan. Khususnya Commuter Line Jabodetabek.

Nyaman

Naik kreta KRL tentu saja sangat nyaman, perjalanan cepat dan bebas hambatan. Sejuk, banyak hiburan ketika KRL menayangkan tayangan lagu, berita dan lainya, sehingga sedikit menghilangkan jenuh, bagi yang berdiri jadi tidak terlalu suntik.

Bagi yang duduk, bisa dengan santai menikmati gawai, tanpa diganggu berisiknya suara klakson dan macetnya jalanan, serta banyak nya pedagang hehe. Bahkan bebrapa penumpang bisa terlelap tidur tanpa hawatir. 

Menyenangkan.

Saya termasuk orang yang menikmati KRL dengan mengobrol penuh canda di dalam kereta, tentu saja dengan tanpa mengganggu kenyamanan orang lain. Karena kita bisa duduk berdampingan dan atau berhadapan dengan sangat leluasa ketika penumpang sedang lengang.  

 Hemat. 

Tentu saja, jika dibandingkan dengan transportasi yang lain, kereta lumayan ekonomis, misalkan saya dari Rangkas menuju Jakarta cukup dengan 10rb, begitu juga untuk perjalanan sejauh Jakarta - Bogor. 

Terlebih jika kita memegang kartu  multi trip cukup saldo 20 ribu untuk pulang pergi. Nah cukup hemat bukan ? Coba bandingkan,  dengan bila menggunakan jasa transportasi online atau bus, jauh perbandingannya . Plus macet pula. 

***

Selain hal positif dan menyenangkan, yang kita dapati ketika naik kreta, ada juga hal negatifnya tentu saja. Lebih tepatnya pengalaman yang tidak menyenangkan. Diantaranya: 

 

Berhimpitan bak pepes teri Medan. 

Pada jam berangkat kerja, di mana semua orang seolah tumpah ruah. Di jalanan penuh dengan kemacetan, tak terkecuali kreta KRL yang biasa saya naiki, suasana penuh sesak, terlebih pada saat pulang kerja sekitar pukul 17.00 sampai dengan 20.00 wah suasana isi kreta jauuh lebih sesak, ketimbang saat pagi. 

Pada saat sepeti ini, keadaan penumpang saling berhimpitan tanpa jeda sama sekali, persis kaya ikan pepes teri Medan. Kebayangkan gimana rasanya berdesakan penuh sesak, sampe bernafaspun susah, jangan tanya apakah badan bisa saling bergeser? 

Sebelum bel tanda pintu kreta,  terbuka, dan ada penumpang turun,  jangan harap badan isi bisa  bergeser dari tempatnya. Nah dalam kondisi ini bagi saya, merupakan pengalaman yang kadang bikin pengen nangis, kalo tidak urgen untuk pulang cepat, saya lebih memilih menunggu kereta senggang  di  jam 8 malam. 

Sumber gambar. Tribunnews.com
Sumber gambar. Tribunnews.com

Berdiri Hingga Pegel 

Ya namanya kereta Jakarta, Jumlah tempat duduk berbanding terbalik dengan jumlah penumpang, bagi penumpang berusia muda, sering sekali kita ga dapet tempat duduk, meskipun duduk, pasti akan mengalah untuk yang lebih membutuhkan. Kalo sudah begini, ya nikmati saja berdiri sampe pegel hingga tiba ke tujuan. 

Pelcehan seksual.

Masih pada kondisi kreta saat penuh sesak, bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kondisi penuh sesak ini mereka manfaatkan untuk melkukan aksi yang tidak senonoh. Tidak perlu saya ceritakan apa aksinya. Maka untuk menghindari pengalaman ini saya selalu masuk dibagikan gerbong khusus perempuan. Kan jadi santai dan aman, sesama perempuan ini berdempetan juga ga cemas. 

Semerbak berbagai aroma 

Kalo jam berangkat kerja, semerbak aroma menguar dengan sangat bersahabat, wangi parfum, wangi bedak dan 1001 aroma segar, namun berbeda kondisi jika jam pulang kerja. 1001 aroma menguar membuat pusing kepala, sukur jika kita bawa parfum yang bisa menetralisir aroma yang tidak sedap tersebut, nah jika parfum tersebut ada di dalam tas dan sulit bergerak?  Sementara cadar yang saya kenakan pun tak banyak membantu menahan aroma sampai ke hidung. Yah sudah, nikmati saja. Paling pas turun dari kreta saya kembali sempatkan untuk menangis.. haha .

Nah begitulah pengalaman dan kenangan saya bersama Kereta. Penuh kenangan indah. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun