Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Agar Jantung Tidak Kolaps, Coba Konsep BBTT

20 Juni 2021   18:25 Diperbarui: 1 November 2021   05:39 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin bahasa ngawurnya, pembuluh-pembuluh darah yang bertugas dalam sistem sirkulasi darah meletus (pecah) akibat kontraksi yang sangat berlebihan.

Akibat kontraksi yang over tadi menyebabkan jantung berhenti berdetak, sirkulasi darah yang berisi oksigen, nutrisi dan hasil metabolisme lainnya juga terhenti. Dada terasa sesak, pernafasan tersengal-sengal, badan menjadi lemas dan akhirnya kolaps.

Pertolongan pertama yang biasanya dilakukan untuk mengatasi kolaps yang demikian yaitu menekan berulang-ulang dengan kedua telapak tangan tepat di atas dada si korban. Atau memberikan pernafasan bantuan melalui mulut si korban. 

Si penolong meletakkan salah satu telapak tangannya dalam posisi terbuka dan telapak tangan lainnya tepat berada di punggung telapak tangan yang terbuka tadi. 

Kemudian ditekan berulang kali sampai si korban siuman (sadar) kembali atau segera setelah itu melarikannya ke rumah sakit terdekat agar mendapatkan pertolongan secepatnya. 

Berbeda dengan para atlet atau olahragawan, kolaps saat berolahraga yang terjadi pada sebagian masyarakat awam boleh jadi bukan karena jantung bekerja (berkontraksi) secara over (melampaui batas) melainkan karena ada beberapa kelainan jantung seperti yang disebutkan di atas. 

Sebab itu secara bijak mengenali kesanggupan (stamina) diri itu penting sekali. Supaya bisa berolahraga dengan konsep BBTT yaitu: Baik dan Benar, Terukur dan Teratur. 

Kalau awam seperti saya ini mencoba yang ringan-ringan saja seperti jalan santai, berlari-lari kecil, halteran tapi pakai dambel ringan, gerak badan serta berjalan naik-turun tangga lantai atas.

Untuk olahraga mendaki gunung, biasanya nih seminggu sebelum mendaki saya berlatih jalan kaki agak jauh. Lalu melatih persendian kaki dengan berjalan naik-turun tangga (loteng) rumah sambil membawa jemuran atau barang tertentu yang agak berat. 

Apapun jenis olahraga yang dilakukan yang penting memenuhi syarat BBTT. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun