Begitu pula bilamana Mahkamah Konstitusi mengetukan palu bahwa gugatan Prabowo-Hatta dinyatakan cacat secara hukum, kubu Prabowo-Hatta harus menerima keputusan itu dengan legowo karena keputusan Mahkamah Konstitusi adalah panggung konstitusional yang terakhir di negeri ini.
Demi penegakan hukum di alam demokrasi yang konstitusional ini, jangan sampai nantinya timbul adigum bahwa sistem demokrasi di negeri ini adalah demokrasi liberal yang mengibaratkan politik sebagai industri yang selalu meniscayakan investasi politik sebagai business area yang menjanjikan profit dan benefit.
Dengan bergulirnya peristiwa-peristiwa selama kontestasi pemilihan Presiden di tahun 2014 ini justru merupakan pendidikan politik bagi rakyat jelata sehingga membuka dan mencerdaskan wawasan politik politik kepada masyarakat luas sehingga melek politik.
Pilpres ini bukan pertandingan bola, bukan pula piala dunia. Jadi kalau ada anggapan dan pelecehan-pelecehan intelektual kepada salah satu pihak, misalkan ejekan kacian deh lo, atau ejekan siap-siap RSJ tampung pihak yang kalah, atau ejekan Jenderal kancil sudah keok, dan ledekan-ledekan lainnya, ini adalah suatu bentuk reaksi yang (maaf) bodoh, euforia yang over lebay, kekanak-kanakkan, serta menunjukkan betapa primitifnya pola berpikir Anda.
Bangsa ini bukan bangsa barbar, bukan pula bangsa pemangsa dijaman yang serba Android dan touch screen ini. Pemilihan Presiden 2014 ini bukan ajang main-main belaka dan ajang saling ledek-ledekan. Hindari hinaan dan ledekan yang tak bermartabat, karena justru hanya menunjukan rendahnya kualitas diri Anda.
Penghinaan massive dan ledekan yang berlebihan bisa memicu api konflik horisontal sesama anak bangsa. Ledekan dan hinaan yang dilontarkan sudah pasti akan menimbulkan rasa sakit hati yang mendalam dipihak yang kalah. Kalau sudah rusuh, yang rugi juga bangsa ini.
Memang patut diakui, Pilpres tahun 2014 ini adalah masa paling pahit yang tercatat paling kotor yang telah membelah opini dan memporak-porandakan alam bawah sadar publik dalam sejarah era reformasi sejak tirani Soeharto tumbang pada tahun 1998 yang silam.
Salam Indonesia Raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H