Mohon tunggu...
Maurien
Maurien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Halo semua!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gunung Semeru dan Risiko Catastrophic Erupsi

13 Desember 2021   20:41 Diperbarui: 13 Desember 2021   20:53 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Lokasi Gunung Semeru | reuters.com

Pentingnya Peringatan Dini Bencana

Guguran lava serta awan panas yang dihasilkan dari erupsi Semeru mengakibatkan kepanikan hingga banyak orang tidak sempat mengevakuasi diri. Ketua DPD Koalisi Kawali Indonesia Lestari Jawa Timur, Suwignyo, mengatakan keberadaan sistem peringatan dini kebencanaan menjadi pertanyaan besar karena warga yang berada di titik terdekat dari lokasi rawan bencana mengaku tidak mendapatkan peringatan. 

Keterangan relawan Kawali di Lumajang, kata Suwignyo, menyebut tidak terdengar sirene atau bunyi peringatan saat awan panas meluncur di desa sekitar Semeru. Menurutnya, sistem peringatan dini harusnya ada di setiap desa, bukan hanya di sekitar area penambangan pasir. 

Pakar geologi dari Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, menyebut kondisi Semeru saat terjadi guguran lava dan awan panas berada pada level 2 atau waspada, sehingga memang tidak ada erupsi yang terdeteksi dari pos pantau.

 Amien mengatakan, perlu adanya peralatan lain yang mengamati pergerakan di puncak gunung berapi, sehingga aktivitas seperti longsoran dapat terdekteksi dan diketahui oleh masyarakat di desa-desa sekitar. 

Amien Widodo menjelaskan bahwa gunung berapi memang ancaman salah satunya adalah longsor dengan ukuran besar. Jika itu tidak disiapkan alat early warning system di tempat longsor, maka memicu bencana lainnya lagi. Mereka memang mempunyai alat namanya deformasi, jadi kalau ada perubahan di atas sana itu akan kelihatan, ada sesuatu perubahan, entah naik atau entah turun itu tahu dia. 

Suwignyo menambahkan, peningkatan aktivitas di Gunung Semeru masih mungkin terjadi, sehingga perlu ada evakuasi dan relokasi permukiman penduduk di lokasi rawan bencana. Saat ini evakuasi masih berlangsung karena sejumlah desa tertimbun material gunung berapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun