Data tersebut selanjutnya dikumpulkan dan diolah dalam suatu big data memungkinkan analisis data yang akurat. Hal tersebut memungkinkan guru memahami tingkat pemahaman peserta didik secara mendetail sebelum pembelajaran dimulai.
Langkah kedua adalah merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jika anda tonton videonya, guru tersebut membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok sesuai pengetahuan awalnya. Hal itu beliau lakukan untuk mempermudah pemberian perlakuan yang sesuai dengan kemampuan setiap peserta didik. Dalam hal ini, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif dan menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan setiap peserta didik.
Langkah ketiga yang guru tersebut lakukan adalah menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan belajar setiap peserta didik. Peserta didik yang mahir dapat diberikan soal yang menantang, peserta didik pada tingkat rata-rata dapat diberikan soal yang sesuai dengan kemampuannya, dan peserta didik yang belum mahir dapat diberikan bimbingan yang sesuai dengan teknik scaffolding.
Tahukah kamu apa itu Scaffolding?
Bayangkan seorang anak yang sedang berlatih sepeda, untuk menjaga keseimbangan awalnya diberikan roda tambahan, namun saat anak sudah terbiasa dan percaya diri, secara perlahan tambahan roda tersebut dilepaskan, hingga dia dapat menjaga keseimbangannya sendiri. Perlakuan tersebut menggunakan prinsip dari strategi Scaffolding, yaitu: strategi yang dikemukakan seorang ahli konstruktivisme, yaitu: Piaget.Â
Menurutnya, guru harus memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Cara ini sangat efektif karena dapat membantu peserta didik belajar secara bertahap.
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan, yaitu: memberikan penilaian yang juga berdiferensiasi, peserta didik tidak selalu harus diuji dengan cara yang sama. Guru bisa memberikan berbagai pilihan cara bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka pelajari.
Jika dilihat secara teoritis, pembelajaran berdiferensiasi bisa menjadi konsep yang ideal untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Namun, secara praktikal, Penerapan konsep pembelajaran ini mungkin saja menemui berbagai permasalahan atau tantangan.
Lalu, apa saja masalah atau tantangan yang mungkin muncul ketika mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi?
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi yang tepat bagi kelas dengan keadaan yang heterogen. Akan tetapi, hal tersebut dapat menjadi tantangan bagi kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak. Semakin banyak jumlah peserta didik, semakin banyak pula kemungkinan timbulnya perbedaan gaya belajar peserta didik.