Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan setiap peserta didik.Â
Dalam kasus Bunga, pengalaman buruk terkait ketidakmampuannya dalam bahasa Inggris bisa dicegah jika sejak awal pembelajaran disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik.Â
Alih-alih memberikan hukuman, guru dapat memberikan bimbingan yang lebih personal, menciptakan lingkungan yang mendukung, serta menerapkan strategi belajar yang lebih fleksibel dan beragam, sesuai dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi.Â
Upaya pencegahan pengalaman belajar yang buruk seperti paparan diatas dapat dilakukan melalui implementasi pembelajaran berdiferensiasi yang tepat.
Sifat utama dari pembelajaran berdiferensiasi adalah fleksibilitas. Guru tidak terpaku pada satu metode pembelajaran, dia harus lebih responsif terhadap kebutuhan setiap peserta didik.Â
Misalnya saja, peserta didik yang kesulitan belajar diberikan bimbingan, tetapi mereka yang sudah mahir diberikan tugas yang lebih menantang. Hal yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa pembelajarannya berpusat pada siswa, artinya, peserta didik dapat benar-benar memahami konsep dengan gayanya sendiri.
Sekarang bagaimana langkah untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi?
Video di bawah ini dapat menjadi panduan guru untuk melaksanakan pembelajaran ini.
Langkah pertama yang paling penting adalah mengenali peserta didik. Guru harus meninjau pengetahuan awal peserta didik. Guru harus tahu, siapa yang mahir, siapa yang butuh waktu lebih lama, dan gaya belajarnya seperti apa.Â
Guru dapat melakukan observasi, asesmen diagnostik, atau bahkan sekadar berbincang dengan peserta didik. Ketepatan implementasi konsep pembelajaran berdiferensiasi yang tepat diawali dengan tes diagnostik guna pengumpulan data kompetensi awal peserta didik.Â