Pilihannya ada di kita.
Â
Apakah kita akan berdiam diri saja, menyaksikan para pengendara motor yang tidak waras berseliweran di jalanan seenak perut mereka, melanggar peraturan dengan vulgar, berteriak dengan lantang, mencaci-maki, mengintidamidasi dan mencelakakan kita, para pengendara yang waras yang patuh kepada peraturan lalu lintas?
Â
Atau kita akan bangkit melawan ketidakwarasan ini?
Â
Apakah kita akan berdiam diri saja, menyaksikan orang-orang yang tidak waras berseliweran menyebarkan fitnah, hoax dan kabar bohong dengan vulgar, berteriak lantang dengan mengatasnamakan agama, menebarkan kebencian, mencaci-maki, mengintimidasi dan mencelakakan kita, orang-orang yang waras yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran?
 Atau kita bangkit, melawan segala kebohongan dan ketidakwarasan ini?
Saya mengajak teman-teman, untuk sama-sama meluangkan waktu, berhenti sejenak dari segala aktivitas dan merenung, yang muslim dan biasa bangun malam, bisa melakukannya setelah tahajud.
Kita coba bertanya kepada hati kecil kita, apakah selama ini kita sudah melakukan cek-ricek (tabayyun) terhadap berita-berita yang kita yakini, terhadap tuduhan-tuduhan yang kita sebarkan? Bagaimana kalau ternyata yang kita tuduhkan, yang kita sebarkan itu ternyata tidak benar adanya? Jangan-jangan kita sedang memperjuangkan sesuatu yang salah.
Apakah kita cukup memberi energi positif dan turut serta menjadi solusi atau kita justeru kerap kali memberikan energi negatiF dan malah menjadi bagian dari masalah? Apakah kita termasuk golongan yang ikut serta memberantas hoax atau sebaliknya ikut serta mendorong berkembangbiaknya hoax?