Mohon tunggu...
Maulana Helmi
Maulana Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen " Hujan, Kota dan Kita

21 Mei 2023   16:39 Diperbarui: 21 Mei 2023   16:48 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku, tengah menysuuri jalanan kota yang indah, hujan membasahi kku disekujur tubuh, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang kearah barat, melihat perlahan matahari akan sirna, hanya ada cahaya jingga yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. 

Burung senja terbang dibalik awan, barangkali jika ku sapa, mereka akan menghampiriku, kataku dalam hati seraya tersenyum. Angin sore berhembus sepoi-sepoi, seolah menghembuskan udara pada wajahku, dan seolah meminta untuk ku hirup udaranya. Samar kulihat awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri pada karya sore ini. 

Ahh, ternyata tinggal hitungan detik matahari akan tenggelam. Kurasakan kenyamanan saat memandangnya, hingga tanpa kusadari senyum terpancar di balik bibirku. Ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan yang luar biasa diantara luasnya langit yang sore ini. 

Seandainya setiap hari ketika membuka jendela, aku dapat menikmati atmosfer ini, memandang langit dan mencoba tak memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya. Mataharipun perlahan tenggelam, cahaya gelap terpancar dalam keheningan malam, senja elok berganti menjadi malam yang gelap. 

Saat ini aku mencoba menatap satu bintang kecil yang muncul dalam kegelapan malam, tapi kemudian ku tutup jendela kembali, aku hanya tak suka satu bintang saja yang bersinar, mungkin aku dapat menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan malam. Tapi aku tidak suka kegelapan tanpa panorama, aku hanya suka senja.

***

Sore itu aku tengah berada di pertengahan kota, karena perkuliahan hari ini dilaksanakan outing class, akhirnya mau tidak mau aku haru segera datang ke tempat.

"Perkuliahan akan dilaksanakan di Kayu tangan, pukul 16.00" Tulis dosenku pada grub whatsaap

Mungkin karena cuaca tahu apa isi hati mahasiswa yang sedang gusar, maka hujan pun turun. Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore dan hujan tak kunjung reda.

"Hujan deres banget, kuliah jam berapa ning" tanyaku ke ning ning teman se kos ku

"Disini sih jam 4 sore, tapi kok belum reda-reda ya hujannya" saut ningning

Grub whatsaap kelas tak ada hentinya berdering, gelisah dan bingung dengan kegalauan remaja sekarang apakah tetap melanjutkan untuk mengikuti kelas ditengah hujan, atau hanya berdiam diri di kos yang sepi. Tiba-tiba terdapat notifikasi dari dosen pembimbing kami

"Saya sudah tiba di TKP" tulis dosen pembimbing di grup whatsaap.

"Hah..gila dosennya udah sampe sana" ucap ning ning

"Yaudah kita berangkat aja, toh kasian beliau udah hujan-hujanan masa belum ada mahasiswa yang datang"

Akhirnya aku dan ning ning memutuskan untuk berangkat outingclass, dengan memakai jas hujan, kami menerobos hujan dan melanjutkan perjalanan kami menuju daerah yang disebutkan oleh dosen kami.

"Ning.. aku habis ini ada janji sama Doni mau makan bareng" Ucap lirih ku dijalan kepada ning-ning

Doni adalah kekasihku, kami menjalin hubungan sudah sejak semester 2, dan sekarang sudah memasuki tahun ke 2 kami menjadi sepasang kekasih, aku selalu izin kepada ning ning Ketika ingin keluar Bersama dengan doni, agar dia tidak khawatir.

"Oh gitu.. terus nanti dijemput?" tanya ningning kepadaku

"Iya.. sekarang dia lagi dirumah temennya soalnya" jawabku

"Oh... oke, pulangnya jangan malem malem yaa" ucap ning-ning padauk

Sudah 60 menit perjalanan yang kami tempuh, akhirya kami sampai di tempat pukul 5 sore, karena terdapat beberapa kendala karena sempat salah jalan, yang mengharuskan aku dan ning ning harus putar balik sebanyak 5x, dan akhirnya kita sampai di tempat dengan sedikit terlambat dan mantel yang penuh dengan guyuran hujan.

"Heiiiii....." Fafa temanku yang sedang melambaikan tanganya kepadaku dari kejauhan

Kami pun melepas jas hujan dan langsung berlari kea rah dosen dan teman-teman kami. Lalu kami bersalaman dengan mereka satu persatu sambil menceritakan hal apa saja yang mereka lalui untuk sampai di titik ini, banyak sekali veriasi cerita yang berbeda dari teman-temanku, gelak tawa ditengah kota semakin menambah kehangatan.

"Baik kita akhiri perkuliahan hari ini, dilanjutkan dengan pengamatan objek sekitar serta menyiapkan draft untuk kepenulisan" Ucap dosenku untuk mengakhiri kegiatan perkuliahan hari ini

Ditengah keindahan kota dan hujan setelah reda ning ning tiba-tiba menepuk bahuku, dan menunjuk tangannya kea rah kiri

"Heii.. lihat siapa itu" sambil menunjuk kea rah kiri didepan toko kecil

Remang-ramng aku melihat sosok yang mungkin aku kenal, dan ternyata dia adalah doni kekasihku, dia sedang bersama dengan wanita yang keluar dari toko buku. Akupun bergegas ingin menemui doni dan perempuan itu, akan tetapi sesampainya di parkiran, tiba-tiba saja langkahku terhenti, dadaku serasa bergemuruh, bergejolak demikian hebat, tubuhku terasa panas dingin, tangan dan kakiku bergetar, sudah sejak lama aku tak merasakan perasaan ini, kini, 

Kutajamkan pandangan mataku menatap sosok tegap yang kini tengah berbincang dengan perempuan yang cantik, dan detik itu pulalah ku putuskan, ku urungkan niatku untuk menemui mereka, air mata yang tiba-tiba menetes membasahi pipi dan jilbabku.

"Kamu diselingkuhin ti?" celetuk pertanyaan bodoh dari ning ning sahabatku

Dengan perasaan yang kacau, aku mencoba menenangkan hatiku, dan tetap berfikir positif

"Doni bukan orang yang seperti itu' ucapku dalam hati sambal menangis 

Ning ning dan fafa mencoba menenangkanku, dan sedikit banyaknya ning ning mencoba meyakinkan aku jika doni berselingkuh, dan fafa meyakinkan aku jika mungkin mereka hanya teman.

"Terus gimana ti? Doni jadi kesini? Tanya fafa dengan lirih

"Hmm...hrghgg.." dengusku sambil mengusap airmata

"Aku tetap mau.... nunggu doni.....disini" jawabku sambil terbata bata

Walaupun memang sangat sakit, tapi aku yakin doni bukan orang yang seperti itu, aku memang berencana menunggu doni dan bertanya langsung kepadanya.

Dari kejauhan aku lihat setelah doni keluar dia menuju ke arahku dengan membawa perempuan itu kepadaku, sesampainya dia menghampiriku dan berlari menuju ke arahku

"Ti.. kenapa?" tanya doni sambil duduk didepanku

Aku hanya terdiam dan tidak mampu mengucapkan kata sedikitpun

"Hehh.. sapa tuh belakang, selingkuh kan lo heh" sentak ning ning kepada doni

"Astagaa... kenalin ti ini sepupu aku, Namanya yanti, dia sekarang semester 2 dan sekampus sama kita, maaf kamu pasti mikir aneh-aneh ya" ucap lirih doni kepadaku

"Hallo mbak titi.." ucap yanti yang melambaikan tanganya ke aku

Aku lega mendengar pernyataan itu dari mulut doni, karena aku yakin bahwa doni bukan orang yang seperti aku, aku yakin dia mencintai aku dengan sepenuh hati, dan aku selalu membebaskan dia dengan apapun yang dia suka, jadi mustahil jika dia berselingkuh, lalu akhirnya aku dan doni berangkat akan mencari makan di mall sambil berjalan-jalan, dan yanti akan di antar oleh ningning di kos annya.

Hari itu Hujan, kota, dan kita membawa banyak berbagai perasaan dan cerita yang terjadi dalam satu waktu, perasaan senang, gelisah, takut, marah, dan Bahagia bercampur menjadi satu dalam polesan keindahan senja pada hari itu, dan satu hal yang sangat aku syukuri, aku sangat besyukur mengenal teman-teman dan mendapatkan kekasih yang sangat menghargai keberadaanku.

Seperti aku yang hanya menyukai senja, dan enggan melihat indahnya setitik bintang ataupun bintang yang sedang bersembunyi di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya kecil dalam malam yang gelap, walaupun kecil untuk dilihat, tetapi betapa indahnya sinar itu walaupun tak bisa menerangi malam. Terkadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain, hingga hal-hal kecil yang indah terkadang tak nampak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun