Kalau kunjungan wisman tahun 2018 ini meleset, berarti mengulangi kegagalan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2017 juga pemerintah menargetkan 15 juta kunjungan wisman ke Indonesia, tetapi yang tercapai hanya 14 juta. Erupsi Gunung Agung, Bali disebut-sebut sebagai salah satu yang membuat target awal yang telah ditetapkan Kementerian Pariwisata sebanyak 15 juta wisman meleset.
Tahun 2019 Presiden Jokowi menargetkan 20 juta wisman masuk ke Indonesia. Itu juga bukan target main-main, karena waktunya sangat pendek, tinggal setahun lagi. Yang membuat target itu berat direalisasikan, tahun 2019 adalah tahun politik, Pemilihan Presiden Republik Indonesia, yang prosesnya, kita ketahui, sangat panas, membuat wisatawan asing berpikir untuk melakukan kunjungan ke Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia turun pada November 2014. Hal tersebut karena faktor politik dengan ada pergantian pemerintahan. Kepala BPS, Suryamin mengatakan, kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai 764,5 ribu pada November 2014 atau turun 5,48 persen dari 808,8 ribu kunjungan pada Oktober 2014.
Target yang tinggi dengan waktu yang mepet, membuat tekanan kepada Menpar Arief Yahya semakin berat. Apalagi Presiden Joko Widodo mengatakan, jika target 20 juta wisatawan asing tidak tercapai pada tahun 2019, Menteri Pariwisata akan dicopot.
Persoalan-persoalan itulah, mungkin, yang membuat sikap Menpar Arief Yahya sangat dingin kepada Peter F Gontha, Dubes RI untuk Polandia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H