Mohon tunggu...
Mathilda AMW Birowo
Mathilda AMW Birowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Konsultan PR

Lebih dari 35 tahun menggeluti bidang Corporate Communication. Organisasi: Ketua Umum Alumni Katolik Universitas Indonesia (Alumnika UI) Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Dosen Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara Dosen Komunikasi Vokasi Universitas Indonesia Konsultan Public Relations Anyes Bestari Komunika Penulis Buku Gramedia (terdaftar) Trainer Gramedia Akademi Trainer Pusdiklat KOMINFO Pendidikan: Deakin University - STA Multifaith Leadership for Women Organization London School of Public Relations - M.Si FISIP UI - Sarjana Komunikasi Fakultas Sastra Belanda UI - D3 Cambridge University / LSPR - Managing Information Certification Lemhannas RI, PPRA 64 Penerbitan Buku: Becermin Lewat Tulisan (Gramedia Pustaka Utama) 1001 Virus Cinta Keluarga (Gramedia Widiasarana Indonesia) Brand Yourself (Gramedia Widiasarana Indonesia) Mengembangkan Kompetensi Etis di Lingkungan Kita (Gramedia Widiasarana Indonesia) Melati di Taman Keberagaman Praktik Kepemimpinan Perempuan di Indonesia dan Australia (Gramedia Widiasarana Indonesia) Pencapaian/Penghargaan: Australia Awards Indonesia, STA Scholarship Indonesia Wonder Women, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar dari Strategi Komunikasi Kunjungan Paus Fransiskus

7 September 2024   06:16 Diperbarui: 7 September 2024   17:41 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus (kiri) menyampaikan pesan dalam kunjungannya di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (4/9/2024). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/Ak/tom)

Kolaborasi menjadi sebuah kekuatan (prindonesia)
Kolaborasi menjadi sebuah kekuatan (prindonesia)

Visi & Mekanisme Pesan 

Setiap program seyogyanya memiliki visi dan misi yang jelas. Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan tiga alasan mengapa Indonesia menjadi salah satu tujuan perjalanan Paus. 

Pertama, adanya kedekatan antara Vatikan dan Indonesia. Ditegaskan, Vatikan merupakan salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia. 

Hal ini dikatakan Uskup Agung Jakarta ini dalam pernyataan pers, di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), 28 Agustus 2024. Kunjungan ini dapat dipahami sebagai kunjungan seorang "gembala kepada kawanan dombanya" yakni umat Katolik di Indonesia yang sangat merindukan kehadiran beliau. 

Kedua, Paus Fransiskus juga ingin meneguhkan perkembangan Gereja Katolik di Indonesia sesuai dengan tema kunjungannya, faith, fraternity, compassion. Konsep ini merupakan usulan dari KWI yang adalah wajah dari dinamika kehidupan Gereja di Indonesia yang berusaha bertumbuh di dalam iman berdampingan dengan umat lainnya. 

Salah satu indikatornya adalah Persaudaraan yang merupakan alasan ketiga. Persaudaraan di antara komunitas agama di Indonesia adalah nilai yang harus terus dipelihara dan dikembangkan. 

Cita-cita bangsa Indonesia untuk hidup harmonis dan inklusif menjadi nilai yang ingin juga dilihat oleh Paus. Salah satu ujud dari persaudaraan ini adalah sejarah berdirinya Masjid Istiqlal yang letaknya berhadapan dengan Gereja Katedral Jakarta. Ketika awal dibangun, Presiden RI pertama, Ir. Soekarno memilih tempat di depan Katedral Jakarta agar kedua tempat ibadah ini berdampingan.

Tema dan visi kunjungan Bapa Paus tersebut disosialisasikan sedemikian rupa sehingga menjadi spirit baik bagi umat Katolik khususnya maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. 

Pemahaman terhadap unsur-unsur dalam tema ini adalah hal penting guna melaksanakan proses komunikasi yang menyeluruh sehingga kunjungan mendapat tempat dan dukungan terbaik dari para stakeholders. 

Para pemangku kepentingan utama yang dimaksud mencakup Gereja Katolik beserta umatnya di Indonesia serta Pemerintah Indonesia dan masyarakatnya (Internal Stakeholders). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun