Mohon tunggu...
Mathilda VinnyGracesylia
Mathilda VinnyGracesylia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Esa Unggul

like new things✨

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Dinamika Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi

22 Januari 2025   12:13 Diperbarui: 22 Januari 2025   12:12 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Disusun oleh: Nadhifa Aulia Ermawan (32), Mathilda Vinny Gracesylia (35), Fania Bunga Liani (38), Anna Karenina (39), Dinda Lestari (42), Najla Safira Balqis (43), Anisya Nurfaidah (44), Ghina Hanan Aqilah (48), Fadhila Zahrani Kurnia (49)

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila KH 002

Dosen Pengampu: Yuliati S.Kp.M.Kep.MM

ABSTRAK

Pendidikan Pancasila di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat sejak awal berdirinya. Sebagai ideologi dasar suatu bangsa, Pancasila mempunyai peranan sentral dalam pembentukan karakter masyarakat dan kesadaran nasional. Di era globalisasi, sistem pendidikan Pancasila menghadapi berbagai tantangan, hambatan dan ancaman dalam menegakkan dan mengamalkan nilai-nilainya. Pemahaman Pancasila dapat berubah secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila sewaktu-waktu bisa saja dimaknai berbeda, dan tantangannya adalah memastikan pemahaman tersebut tetap konsisten, akurat, dan selaras dengan semangat aslinya. Untuk mengatasi dinamika ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Peningkatan pelatihan guru, penyempurnaan kurikulum, dan penggunaan teknologi pendidikan yang tepat dapat membantu mengatasi tantangan-tantangan ini. Penting juga untuk semakin memperkuat pemahaman kita terhadap nilai-nilai Pancasila. Di masyarakat, agar generasi muda dapat tumbuh menjadi warga negara yang berkomitmen pada persatuan, keadilan, demokrasi dan kemanusiaan sesuai dengan semangat Pancasila. Di era globalisasi, khususnya seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern akibat perkembangan digital, masyarakat dihadapkan pada berbagai krisis moral dan etika. Perkembangan teknologi ini juga akan mempengaruhi moralitas generasi muda sehingga menyebabkan perubahan besar dalam perilaku dan interaksi sosialnya.

Kata kunci: globalisasi, pendidikan pancasila, tantangan.

ABSTRACT

Pancasila education in Indonesia has experienced rapid development since it's inception. As the basic ideology of a nation, Pancasila plays a central role in shaping the character of society and national awareness. In the era of globalization, the Pancasila education system faces various challenges, obstacles and threats in upholding and practicing it's values. The understanding of Pancasila can change dynamically. The values of Pancasila can be interpreted differently at any time, and the challenge is to ensure that this understanding remains consistent, accurate, and in line with its original spirit. Overcoming this dynamic requires collaboration between the government, educational institutions, the community, and other stakeholders. Improving teacher training, improving the curriculum, and using appropriate educational technology can help overcome these challenges. It is also important to further strengthen our understanding of the values of Pancasila. In society, so that the younger generation can grow into citizens who are committed to unity, justice, democracy and humanity in accordance with the spirit of Pancasila. In the era of globalization, especially along with the development of increasingly modern science andt echnology due to digital developments, society is faced with various moral and ethical crises. The development of this technology will also affect the morality of the younger generation, causing major changes in their behavior and social interactions.

Keywords: globalization, Pancasila education, challenges.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam pendidikan, agar setiap individu dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab, adil, dan berkepribadian Pancasila (Semadi, 2019). Pendidikan Pancasila di Indonesia mengalami dinamika yang signifikan sejak awal pembentukannya hingga saat ini. Pancasila sebagai ideologi dasar negara, memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan kesadaran berbangsa bagi warga negara Indonesia (Darmadi,2019). Dinamika ini meliputi perubahan dalam kurikulum, pemahaman, tantangan budaya, serta adaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi (Arif,2017). Pendidikan Pancasila merupakan kurikulum wajib nasional yang merupakan kelompok mata kuliah wajib umum (MKWU) yang terdiri atas mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. 

Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi para mahasiswa untuk mengkaji Pancasila secara akademik, dan menjadikan Pancasila sebagai perspektif untuk mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah bangsa dan negara. Secara spesifik tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI tahun 1945. Pendidikan Pancasila diperlukan di Perguruan Tinggi supaya mahasiswa mengetahui dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan di kehidupan masyarakat dan negara. Mahasiswa harus bisa aktif beropini agar dapat menambah wawasan yang ada. Tujuan pendidikan pancasila menurut UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen Dikti. No.38/DIKTI/kep/2003, ialah guna menunjukan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi di kehidupan bermasyarakat setiap hari, yakni tingkah laku yang memperlihatkan iman serta taqwa kepada Tuhan Yang ang Maha Esa (keyakinan masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan selalu mendahulukan kepentingan umum. 

Tantangan secara umum adalah hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah atau kesulitan. Dalam kehidupan, tantangan dan peluang adalah dua hal yang saling sejalan. Tantangan dapat dilihat sebagai peluang untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Tantangan dan pendidikan pancasila memiliki keterkaitan yang cukup erat. Karena pendidikan pancasila memiliki peran yang penting dalam membentuk sikap dan karakter warga negara. Hal ini tentunya dikarenakan pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan pandangan hidup bangsa yang mana memiliki peran yang sangat penting.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda agar mereka bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lalu, globalisasi merujuk pada suatu proses interaksi dan integrasi antara negara-negara yang di dunia. Proses globalisasi ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, budaya, dan sosial. Hal ini tentunya terjadi karena adanya kemajuan teknologi, transportasi, dan komunikasi. Globalisasi sendiri memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan kita. Hubungan antara globalisasi dengan pendidikan pancasila memiliki peranan yang penting. Karena, globalisasi membawa dampak besar terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi suatu negara. Pendidikan Pancasila, yang berfungsi untuk membentuk karakter dan wawasan kebangsaan, perlu menanggapi tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi agar nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Pancasila juga mengalami dinamika. Dalam beberapa periode, mungkin terjadi variasi interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila, dan tantangan muncul dalam memastikan bahwa pemahaman ini tetap konsisten, akurat, dan sesuai dengan semangat asli yang diusung oleh para pendiri bangsa(Pratama et al., 2023; Putra, 2018). Untuk mengatasi dinamika ini, perlu kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya(Jailani & Saputra, 2022). Peningkatan pelatihan bagi pendidik, penyempurnaan kurikulum, dan penggunaan teknologi pendidikan yang tepat dapat membantu menghadapitantangan ini. Penting juga untuk terus memperkuat pemahaman nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat, sehingga generasi muda dapat tumbuh menjadi warga negara yang berkomitmen pada persatuan, keadilan, demokrasi, dan kemanusiaan, sesuai dengan semangat Pancasila. Dinamika meliputi perubahan dalam kurikulum, pemahaman, tantangan budaya, serta adaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi (Arif, 2017). 

Dinamika juga mempengaruhi pemahaman Pancasila. Dalam beberapa periode, mungkin terjadi variasi interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila, dan tantangan muncul dalam memastikan bahwa pemahaman ini tetap konsisten, akurat, dan sesuai dengan semangat asli yang didukung oleh para pendiri bangsa (Pratama etal., 2023; Putra, 2018). Untuk mengatasi dinamika ini, perlu kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya (Jailani & Saputra, 2022).

1.2 Tujuan 

 1.2.1 Tujuan umum 

 Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab, mendukung kerakyatan yang mengutamakan upaya mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat. Pendidikan Pancasila adalah suatu usaha sadar, yang terencana dan terarah, melalui pendidikan formal, untuk mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada mahasiswa. Mahasiswa diharapkan dapat mencerna nilai-nilai Pancasila melalui akalnya, dan menumbuhkan rasionalitas sesuai dengan kemampuan, sehingga anak mencapai perkembangan penalaran moral seoptimal mungkin yang dijiwai Pancasila. 

Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan yang sangat penting, khususnya dalam pembentukan kepribadian manusia Indonesia, yaitu kepribadian yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Sasaran terakhir dari Pendidikan Pancasila adalah dipahami, dihayati dan diamalkan Pancasila oleh setiap mahasiswa di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena Pendidikan Pancasila ternyata diberikan pada setiap tingkat dan jenjang pendidikan formal, diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat dicerna dan diterima mahasiswa menurut tingkat pengalaman dan perkembangan penalaran- nya. Dalam setiap jenjang perkembangannya, diharap mahasiswa mampu menemukan relevansi nilai-nilai Pancasila bagi kehidupannya, sehingga mampu mentransformasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari.

1.2.2 Tujuan Khusus 

 Menurut Grew (dalam Nikolopoulou 2010:28) globalisasi secara luas dipahami sebagai peregangan kegiatan sosial, politik dan ekonomi lintas batas sehingga kejadian, keputusan dan kegiatan yang berlangsung di suatu tempat atau suatu wilayah memiliki arti penting bagi masyarakat keseluruhan. Adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet. Pendidikan pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia ditengah derasnya arus globalisasi. Pancasila menjadi benteng terakhir untuk menjaga identitas Nasional. Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan keadilan sosial yang diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat

Dinamika diartikan sebagai gerak atau kekuatan yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang dilakukan secara terus-menerus hingga mengakibatkan terjadinya perubahan tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Istilah dinamika biasa digunakan dalam berbagai macam bidang, mulai dari ekonomi, musik hingga sosial. Pendidikan Pancasila di Indonesia mengalami dinamika yang signifikan sejak awal pembentukannya hingga saat ini. Pancasila, sebagai ideologi dasar negara, memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan kesadaran berbangsa bagi warga negara Indonesia (Darmadi, 2019). Dinamika ini meliputi perubahan dalam kurikulum, pemahaman, tantangan budaya, serta adaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi (Arif, 2017)

Tantangan adalah suatu keadaan yang dihadapi untuk menggugah kemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tantangan budaya merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan Pancasila (Winata etal., 2020). Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya, agama, dan suku. Dinamika terjadi dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan keragaman ini, memastikan bahwa Pancasila tidak hanya menjadi simbol persatuan tetapi juga alat yang mampu merangkul dan menghormati keberagaman tersebut (Pratama et al., 2023)

1.3 Manfaat 

Terdapat banyak sekali manfaat, contohnya adalah manfaat bagi penulis, manfaat bagi konstitusi pendidikan, dan manfaat bagi masyarakat.

1. Manfaat bagi penulis dibagi menjadi 4, yaitu : 

Pertama, untuk mendalami relevansi pancasila dalam menghadapi globalisasi. Kedua, Berkontribusi dalam literatur Ilmiah dan kebijakan pendidikan. Ketiga, mengasah analisis kebangsaan dan globalisasi. Keempat, agar paham tentang dinamika dan tantangan yang dihadapi pancasila.

2. Manfaat bagi konstitusi pendidikan ada 4. 

Pertama, membantu pembaruan kurikulum agar lebih kontekstual. Kedua, mendorong metode pembelajaran yang efektif dan relevan. Ketiga, menguatkan karakter siswa sesuai nilai Pancasila. Keempat, untuk membentuk karakter generasi muda dalam menghadapi arus globalisasi yang cepat.

3. Manfaat Bagi Masyarakat ada 4 

Pertama, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Pancasila. Kedua, Menjaga identitas bangsa di tengah budaya global. Ketiga, memperkuat toleransi dan solidaritas sosial. Keempat, membantu menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman, serta membangun kesadaran kritis terhadap informasi yang beredar di dunia digital.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan mahasiswa dan masyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah suatu keniscayaan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas perguruan tinggi(mahasiswa) dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme dan resistensi terhadap Pancasila bisa diminimalisir.

Substansi dari adanya dinamika dalam aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya perubahan dan pembaharuan dalam mentransformasikan nilai Pancasila ke dalam norma dan praktik hidup dengan menjaga konsistensi, relevansi, dan kontekstualisasinya. Sedangkan perubahan dan pembaharuan yang berkesinambungan terjadi apabila ada dinamika internal (self-renewal) dan penyerapan terhadap nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan penggunaan ideologi Pancasila.

Dari semua upaya perubahan dan pembaharuan dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila adalah terjaganya akseptabilitas dan kredibilitas pancasila oleh mahasiswa dan masyarakat indonesia. Seiring dengan terjadinya peristiwa reformasi pada 1998, lahirlah Ketetapan MPR, Nomor XVIII/ MPR/1998, tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa), sejak itu Penataran P-4 tidak lagi dilaksanakan. 

Meskipun Pancasila secara resmi sudah menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia, dalam praktiknya, ada perbedaan implementasi yang signifikan antara satu sekolah dengan yang lain. Perlu ada upaya serius untuk memastikan bahwa kurikulum pendidikan Pancasila mencakup aspek-aspek penting dan mampu membentuk karakter yang kokoh pada setiap lulusan. 

Tantangan lain adalah mengatasi pengaruh teknologi digital. Siswa saat ini memiliki akses mudah ke internet dan media sosial, yang kadang-kadang membawa informasi yang kurang tepat dan mempengaruhi persepsi mereka terhadap nilai-nilai sosial. Membangun pemahaman yang kritis dan sehat tentang Pancasila dalam era digital ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Sementara itu, masalah integritas dan kualitas guru dalam mengajar Pancasila adalah tantangan lain yang tidak boleh diabaikan.

Guru-guru perlu memiliki pemahaman mendalam tentang Pancasila dan keterampilan untuk mengajarkan nilainya secara efektif. Pelatihan dan peningkatan kompetensi guru dalam hal ini sangat penting. Tantangan yang tidak kalah penting adalah memastikan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan dalam pendidikan Pancasila. Ini termasuk dukungan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial, ekonomi, politik, dan teknologi. Pendidikan Pancasila harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, mengakomodasi dinamika sosial, serta menjaga relevansi nilai-nilai Pancasila dalam konteks masyarakat yang berkembang.

Tantangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memerlukan literasi digital yang bijak (Sanusi, 2019). Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya dan agama (Wahab et al., 2022). Pendidikan Pancasila harus mampu mengakomodasi nilai-nilai lokal serta mengajarkan toleransi, menghormati perbedaan, dan memperkuat persatuan dalam kerangka globalisasi yang menghubungkan Indonesia dengan dunia luar. 

Para pendidik dan pemangku kebijakan pendidikan harus memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila, mengintegrasikannya dalam kurikulum, dan mengajarkan generasi muda tentang arti pentingnya bagi pembangunan bangsa yang adil, beradab, dan berkelanjutan (Semadi, 2019). Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Pancasila yakni Pendidikan Pancasila harus tetap relevan di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial yang cepat (Srirahmawati & Hunaifi, 2022).

Dalam era keterhubungan global, nilai-nilai Pancasila harus dapat bersaing dan tetap relevan di kalangan masyarakat yang semakin terkoneksi dengan informasi dari seluruh dunia. Pancasila mengakui Bhineka Tunggal Ika, tetapi mengelola keberagaman dan mengatasi potensi konflik yang muncul dari perbedaan pandangan memerlukan pendekatan yang inklusif dan mampu merangkul beragam budaya, agama, dan suku di Indonesia (Muslimin, 2016). 

Pendidikan Pancasila perlu diimplementasikan dengan cara yang efektif dan inspiratif (Ismail et al., 2021). Mengajarkan nilai-nilai luhur Pancasila kepada generasi muda dengan cara yang menginspirasi dan relevan adalah hal yang tidak mudah (Buaq & Lorensius, 2022). Dibutuhkan pendekatan yang inovatif dan interaktif untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan etika dalam Pancasila agar dapat diterima dengan baik oleh siswa. Meskipun Pancasila secara resmi sudah menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia, dalam praktiknya, ada perbedaan implementasi yang signifikan antara satu sekolah dengan yang lain.

Diperlukan upaya serius untuk memastikan bahwa kurikulum pendidikan Pancasila mencakup aspek-aspek penting dan mampu membentuk karakter yang kokoh pada setiap lulusan (Saputra, 2017). Di era globalisasi saat ini apalagi adanya perkembangan digital, dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin modern, masyarakat dihadapkan berbagai macam krisis moral dan etika. Perkembangan teknologi ini juga mempengaruhi moralitas generasi muda, dan menyebabkan perubahan besar pada perilaku dan interaksi sosial generasi muda. Masyarakat sekarang karena adanya peningkatan digital sering kali terjadi kasus ketergantungan tinggi pada teknologi khususnya internet.

Mereka cenderung terhubung secara online, menginginkan kecepatan dalam akses informasi, aktif dalam interaksi sosial melalui media sosial, namun juga dihadapkan pada kritik tentang sifat individualistik, kurangnya kepedulian sosial, dan terlalu banyak waktu dihabiskan di depan layar. Pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam membentuk karakter bangsa, terutama di era globalisasi, menjadi sangat relevan maka dari itu pendidikan pancasila adalah pendidikan yang misinya menanamkan nilai-nilai untuk membentuk generasi yang bermoral dan beretika yang baik.

BAB III 

 PEMBAHASAN 

Pendidikan juga upaya yang disengaja dan terorganisir untuk memastikan bahwa peserta didik dapat menggali potensi mereka sehingga mampu mengembangkan kekuatan keagamaan, akhlak yang baik, kecerdasan, dan kemampuan pengendalian diri. Tujuannya adalah menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang efektif, serta membekali peserta didik dengan keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan dan membentuk karakter peserta didik agar menjadi individu yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak baik, berilmu, kreatif, mampu, mandiri, sehat, serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan demokratis (Rizky Amalia and Ulfatun Najicha, 2022). 

Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pendidikan Pancasila harus mampu menginternalisasi nilai-nilai ini kepada seluruh warga negara Indonesia (Semadi, 2019).

Ketidakpahaman terhadap hakikat pendidikan pancasila dapat mengakibatkan dimelemahnya nilai-nilai karakteristik bangsa, khususnya dikhalangan generasi muda seperti pelajar. Oleh karena itu, sangat penting peran pancasila tersebut untuk mengembangkan kepribadian yang menjelas tentang landasan dan tujuan, sejarah paham kebangsaan Indonesia, pancasila sebagai sistem filsafat, pancasila sebagai ideologi nasional bangsa negara Indonesia, dan pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Ismanaul Amanah et al, 2024).

Pendidikan Pancasila memiliki peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda dan warga negara agar mereka memiliki pemahaman yang baik terhadap ideologi tersebut. Tantangan dalam upaya penyebaran meliputi kurikulum, metode pembelajaran, dan pemahaman oleh pendidik yang sering kali harus berurusan dengan perbedaan pandangan dan interpretasi terhadap Pancasila (Usmi & Samsuri, 2022). Nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI tahun 1945 mempunyai pemahaman yang sangat luas dan tidak terbatas, baik dilihat dari segala sisi mengenai Pancasila dan juga fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara. 

Pendidikan Pancasila harus mampu mengatasi tantangan dari perubahan ini, mengakomodasi dinamika sosial, serta menjaga relevansi nilai-nilai Pancasila dalam konteks masyarakat yang berkembang. Pendidikan Pancasila di Indonesia saat ini menghadapi beberapa tantangan yang kompleks dan perlu mendapatkan perhatian serius. Tantangan dari dalam diantaranya berupa berbagai gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya keutuhan Bangsa Indonesia dan pancasila. 

Dinamika Pendidikan menentukan bentuk dan format agar mata kuliah dinamika Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program studi dengan menarik dan efektif terdapat berbagai dinamika. Dinamika ini dapat berasal dari internal perguruan tinggi misalnya faktor fenomena pendidikan yang ada. berbagai perkembangan tersebut dan program studi pendidikan itu sendiri yang makin tajam yang menyebabkan cendrungnya mahasiswa cukup baik dalam dunia Pendidikan. Perkembangan pendidikan dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa disadari membawa dampak yang sangat baik terhadap perguruan tinggi, dampak yang baik dapat membawa pada perubahan ditunjukkan dengan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan Pancasila di Indonesia mengalami dinamika yang signifikan sejak awal pembentukannya hingga saat ini. Pancasila, sebagai ideologi dasar negara, memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan kesadaran berbangsa bagi warga negara Indonesia (Darmadi, 2019). Dinamika ini meliputi perubahan dalam kurikulum, pemahaman, tantangan budaya, serta adaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi (Arif, 2017).

Salah satu dinamika penting adalah perubahan dalam kurikulum pendidikan. Sejak kemerdekaan Indonesia, Pancasila diintegrasikan dalam kurikulum sebagai mata pelajaran yang mendidik warga negara tentang nilai-nilai luhur, seperti keadilan sosial, demokrasi, persatuan, dan kemanusiaan. Namun, seiring perkembangan waktu, perlu ada penyesuaian kontekstual dalam kurikulum untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata (Jailani & Saputra, 2022). 

Pancasila sebagai landasan moral dan etika bangsa Indonesia yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam menghadapi tantangan global. 

Modernitas dan globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif terhadap Pancasila. Kemajuan teknologi dan ekonomi merupakan ancaman terhadap nilai-nilai tradisional. Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dicapai dengan menjaga nilai-nilai 

kemanusiaan, keadilan, persatuan dan demokrasi. 

 Pancasila memberikan peran dalam pengembangan kehidupan yang adil dan beradab. Pancasila di era modernisasi dan globalisasi mengalami krisis nilai, seperti keegoisan pribadi dan membelakangkan nilai Pancasila. Untuk merealisasikan Pancasila bisa dilakukan dengan mengikuti nilai utama, seperti berlaku adil, berempati dan lainnya. Tantangan yang ada pada era modernisasi ini adalah media sosial yang mengubah individu tidak sejalan dengan nilai Pancasila lagi. Upaya yang bisa dilakukan itu dengan mengadakan pendidikan Pancasila terutama bagi generasi muda dan memastikan bahwa mereka memahami Pancasila dengan jelas. (Ananda Adilla, 2024) 

Pendidikan Pancasila di Indonesia saat ini menghadapi beberapa tantangan yang kompleks dan perlu mendapatkan perhatian serius. Tantangan dari dalam diantaranya berupa berbagai gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penanganan yang tidak tepat dan tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap eksisnya keutuhan Bangsa Indonesia dan pancasila. Tantangan besar lainnya adalah mengatasi apatisme dan ketidakpedulian terhadap Pancasila di kalangan generasi muda. Ini adalah tantangan yang memerlukan upaya komprehensif dari semua pihak, termasuk lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan (Muslimin, 2016). 

Tantangan dan Peluang Pendidikan di Era Globalisasi, Globalisasi menghadirkan tantangan dan peluang bagi dunia pendidikan. Pendidikan dituntut beradaptasi dengan problematika yang semakin kompleks, seperti tekanan ekonomi, tuntutan keadilan dan demokrasi, serta erosi nilai-nilai budaya akibat pengaruh hedonisme, pragmatisme, materialisme, dan sekularisme. Rusniati (2015) mengidentifikasi beberapa tantangan utama: 

 Globalisasi Budaya, Etika, dan Moral: 

Arus globalisasi budaya, etika, dan moral menuntut pendidikan untuk menanamkan kecintaan tanah air dan menyaring dampak negatif globalisasi. Teknologi dan media sosial mempercepat penyebaran budaya asing, yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Indonesia. Contohnya, tren fesyen tertentu (misalnya, pakaian terbuka di tempat wisata) atau kebiasaan bersalaman di negara lain yang berbeda dengan budaya Indonesia. Persaingan Kerja yang Ketat: Persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. 

Pendidikan harus menghasilkan lulusan yang terampil dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Rendahnya Indeks Pendidikan Internasional: Survei internasional menunjukkan mutu pendidikan Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Rendahnya Modal Sosial (Social Capital): Globalisasi juga menguji tingkat kepercayaan dan amanah dalam masyarakat. 

Taufikurrahman (2021) menambahkan tantangan lain yang terkait dengan globalisasi: perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, pencegahan erosi nilai-nilai budaya bangsa, penguatan identitas kebangsaan (termasuk penggunaan bahasa Indonesia yang tepat), dan penanggulangan dampak kemajuan teknologi informasi yang dapat mengaburkan kesadaran nasional. Semua tantangan ini menuntut sistem pendidikan yang mampu menciptakan peluang bagi generasi muda di era globalisasi. Lebih jauh lagi, tantangan merambah ke dalam ranah implementasi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi di tengah gelombang digitalisasi. 

Ketidaksetaraan akses terhadap teknologi di berbagai lapisan masyarakat menjadi landasan masalah yang memungkinkan timbulnya polarisasi dan perpecahan sosial. Dalam situasi ini, diperlukan solusi konkret yang dapat memastikan setiap warga negara dapat merasakan manfaat setara dari layanan digital dan terlibat dalam proses demokratisasi dengan seadil-adilnya (Fatin Achmad Ashari dan Fatma Ulfatun Najicha, MH SH, 2023).

 

BAB IV

PENUTUP

 

4.1 Kesimpulan

 Pancasila merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam pendidikan, agar setiap individu dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab, adil, dan berkepribadian Pancasila. Pendidikan Pancasila diperlukan di Perguruan Tinggi supaya mahasiswa mengetahui dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan di kehidupan masyarakat dan negara. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada generasi muda agar mereka bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan yang sangat penting, khususnya dalam pembentukan kepribadian manusia Indonesia, yaitu kepribadian yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila masih sangat relevan dan penting di era globalisasi. Nilai-nilai Pancasila dapat menjadi filter bagi pengaruh budaya asing yang masuk dan menjadi pedoman hidup bagi generasi muda. Peran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Karakter: Pendidikan Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter mahasiswa menjadi individu yang berakhlak mulia, cinta tanah air, dan memiliki jiwa nasionalisme.Perlunya Pengembangan Kurikulum dan Metode Pembelajaran: Penelitian menyarankan perlunya pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan relevan dengan konteks zaman sekarang. Integrasi Pendidikan Pancasila dengan Mata Pelajaran Lain: Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai mata pelajaran dapat memperkuat internalisasi nilai-nilai tersebut pada mahasiswa.

4.2 Saran

 Penguatan pengamalan nilai-nilai pancasila memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Pendidikan pancasila harus dimulai sejak dini dan terus diperbarui agar relevan dengan perkembangan globalisasi ini. Dalam mengkomunikasikan nilai-nilai pancasila diperlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan media. Memanfaatkan teknologi digital juga sangat penting untuk menjangkau generasi muda yang lebih paham teknologi. Agar nilai-nilai pancasila tetap relevan dan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, diperlukan upaya yang sistematis dan berkelanjutan yang melibatkan seluruh komponen masyarakat Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila dapat menjadi pendoman hidup yang relevan dan inspiratif bagi seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, D. B. (2017). Pengembangan Kebajikan Kewargaan (Civic Virtue) dalam Masyarakat Multikultural Indonesia: Peran Pendidikan Kewarganegaraan. Journal Civics and Social Studies, 1(1).

Ashari, F. A., Najicha, F. U., & SH, M. (2023). Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Era Digital. Research gate, 4(1), 2-15.

Badriyatus Salma1) Syavina Damar Rosi2), Z. K. (2022). STUDI TENTANG DINAMIKA PANCASILA DARI MASA KEMASA.

Buaq, D., & Lorensius, L. (2022). Internalization of Pancasila Values in Catholic Schools: Efforts to Strengthen National Commitment. Educationist: Journal of Educational and Cultural Studies, 1(1), 47–59.

Darmadi, H. (2019). Pengantar pendidikan era globalisasi: Konsep dasar, teori, strategi dan implementasi dalam pendidikan globalisasi. An1mage.

Furnamasari1, 2. (2022). STUDI TENTANG DINAMIKA PANCASILA . intelektiva, 1-7.

Furnamasari1, Y. F. (2024). PENDIDIKAN PANCASILA DI ERA DIGITAL:MENGATASI TANTANGAN MORALITAS DAN ETIKA. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 1-9.

Hana Pertiwi1, S. H. (2023). PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA SERTA PERKEMBANGAN IDEOLOGI PANCASILA PADA MASA ORDE LAMA ORDE BARU DAN ERA REFORMASI. SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPER, 360-373.

Ismail, S., Suhana, S., & Zakiah, Q. Y. (2021). Analisis Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter dalam Mewujudkan Pelajar Pancasila di Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1), 76–84.

Ismanul Amanah, Giska Ananta, Dinda Ariani Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora 3 (4), 5090-5096. 2024.

Jailani, J., & Saputra, J. A. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan. Prenada Media.Kemendikbudristek. (2022). Panduan Pengembagnan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Maulana Arafat Lubis, M. (2020). Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Di SD/MINGGU. Jakarta: Kencana.

Mihit*, Y. (2023). Dinamika dan Tantangan dalam Pendidikan Pancasila di Era Globalisasi:Tinjauan Literatur. Journal of Educational and Cultural Studies, 356-366.

Muslimin, H. (2016). Tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi dan dasar negara pasca reformasi. Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 30–38.

Nikolopoulou,A.( 2010) Education for Sustainable Development: challenges, strategies, and practices in a globalizing world. New Delhi: Vivek Mehra.

Pratama, F. A. L., Trisiana, A., Anggraini, N. N., Kurniawati, L. S., Nugraha, A. S., & Nawangsih, A.T. (2023). Implementasi Nilai Pancasila dalam Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Alat Pemersatu Bangsa di Era Generasi Milenial. Unisri Press.

Putra, E. R. (2018). Pendidikan di Indonesia Holisme, Pragmatisme & Disrupsi. Rasibook.

Sanusi, U. (2019). Peran Pancasila Dalam Perkembangan Dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Jurnal TEDC, 13(3), 311–318.

Semadi, Y. P. (2019). Filsafat Pancasila dalam pendidikan di Indonesia menuju bangsa berkarakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), 82-89.

Situru, R. S. (2019). Pancasila dan Tantangan Masa Kini. ELEMENTARY JOURNAL, 1-8.

Srirahmawati, A., & Hunaifi, A. A. (2022). Realizing Pancasila Student Profiles in the Elementary School with Learning Media Based on Local Wisdom’Barongan Masks’. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 8(2).

Taufikurrahman. (2021). Tantangan Pendidikan Dan Implikasinya Terhadap Perubahan Kebijakan Pendidikan Islam. Jurnal Al-Makrifat Vol 6, No 1

Usmi, R., & Samsuri, S. (2022). Urgensi pendidikan kewarganegaraan global dalam kurikulum pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di abad 21. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 7(1), 149-160.

Yufarika, S. D. (2024). TANTANGAN DUNIA PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERUBAHAN. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 156-161.

Wahab, A., Zulmaulida, R., Saputra, E., Sari, D. D., Maghfuroh, L., Suseni, K. A., Fazilla, S., Akmal, N., Lorensius, L., & Teuku Sanwil. (2022). Pengantar Pendidikan untuk Perguruan Tinggi. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Winata, K. A., Sudrajat, T., Yuniarsih, Y., & Zaqiah, Q. Y. (2020). Peran Dosen dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Mendukung Program Moderasi Beragama. Jurnal Pendidikan, 8(2), 98–110.       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun