Pertama, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya Pancasila. Kedua, Menjaga identitas bangsa di tengah budaya global. Ketiga, memperkuat toleransi dan solidaritas sosial. Keempat, membantu menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman, serta membangun kesadaran kritis terhadap informasi yang beredar di dunia digital.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan mahasiswa dan masyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah suatu keniscayaan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas perguruan tinggi(mahasiswa) dan warga negara terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme dan resistensi terhadap Pancasila bisa diminimalisir.
Substansi dari adanya dinamika dalam aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya perubahan dan pembaharuan dalam mentransformasikan nilai Pancasila ke dalam norma dan praktik hidup dengan menjaga konsistensi, relevansi, dan kontekstualisasinya. Sedangkan perubahan dan pembaharuan yang berkesinambungan terjadi apabila ada dinamika internal (self-renewal) dan penyerapan terhadap nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan penggunaan ideologi Pancasila.
Dari semua upaya perubahan dan pembaharuan dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila adalah terjaganya akseptabilitas dan kredibilitas pancasila oleh mahasiswa dan masyarakat indonesia. Seiring dengan terjadinya peristiwa reformasi pada 1998, lahirlah Ketetapan MPR, Nomor XVIII/ MPR/1998, tentang Pencabutan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa), sejak itu Penataran P-4 tidak lagi dilaksanakan.
Meskipun Pancasila secara resmi sudah menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia, dalam praktiknya, ada perbedaan implementasi yang signifikan antara satu sekolah dengan yang lain. Perlu ada upaya serius untuk memastikan bahwa kurikulum pendidikan Pancasila mencakup aspek-aspek penting dan mampu membentuk karakter yang kokoh pada setiap lulusan.
Tantangan lain adalah mengatasi pengaruh teknologi digital. Siswa saat ini memiliki akses mudah ke internet dan media sosial, yang kadang-kadang membawa informasi yang kurang tepat dan mempengaruhi persepsi mereka terhadap nilai-nilai sosial. Membangun pemahaman yang kritis dan sehat tentang Pancasila dalam era digital ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Sementara itu, masalah integritas dan kualitas guru dalam mengajar Pancasila adalah tantangan lain yang tidak boleh diabaikan.
Guru-guru perlu memiliki pemahaman mendalam tentang Pancasila dan keterampilan untuk mengajarkan nilainya secara efektif. Pelatihan dan peningkatan kompetensi guru dalam hal ini sangat penting. Tantangan yang tidak kalah penting adalah memastikan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan dalam pendidikan Pancasila. Ini termasuk dukungan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam memperkuat nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial, ekonomi, politik, dan teknologi. Pendidikan Pancasila harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, mengakomodasi dinamika sosial, serta menjaga relevansi nilai-nilai Pancasila dalam konteks masyarakat yang berkembang.
Tantangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memerlukan literasi digital yang bijak (Sanusi, 2019). Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya dan agama (Wahab et al., 2022). Pendidikan Pancasila harus mampu mengakomodasi nilai-nilai lokal serta mengajarkan toleransi, menghormati perbedaan, dan memperkuat persatuan dalam kerangka globalisasi yang menghubungkan Indonesia dengan dunia luar.
Para pendidik dan pemangku kebijakan pendidikan harus memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila, mengintegrasikannya dalam kurikulum, dan mengajarkan generasi muda tentang arti pentingnya bagi pembangunan bangsa yang adil, beradab, dan berkelanjutan (Semadi, 2019). Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Pancasila yakni Pendidikan Pancasila harus tetap relevan di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial yang cepat (Srirahmawati & Hunaifi, 2022).