Mohon tunggu...
Matawam
Matawam Mohon Tunggu... Seniman - Medioker Profesional

Penikmat musik, pecinta film, penggemar seni, penggila sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesempatan

13 Mei 2014   23:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lidah, mulut dan otakku seperti tidak dalam jalur yang sama.

"maaf kalau selama ini aku salah. aku permisi.", dia pergi meninggalkan ku.

sekarang tubuhku yang kaku. aku seperti tidak bergerak. pertanyaan di otakku berkecamuk, tumpang tindih. aku melihatnya menjauh dan keluar dari pintu depan kafe.

dia berdiri di depan pintu mobilnya. beberapa menit lagi dia akan meninggalkan aku.

"aku takut. aku tidak yakin apa kamu juga merasakan apa yang aku rasakan.", aku mencoba meyakinkannya.

dia menutup lagi pintu mobilnya. dan berjalan mendekat ke arahku. dia menatap tajam ke dalam relung hatiku. tubuhku dingin.

"apa lagi?", tanya dia.

"ap-- apa kita bisa mulai dari awal?"

"apa kamu siap?"

aku menganggukkan kepala.

"kamu?", tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun