Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Peran Proofreader dan Kesalahan Penerjemahan Buku Cerita Anak Bilingual

24 Oktober 2024   15:42 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku cerita anak bilingual | freepik.com

Beberapa kali saya menemukan buku bilingual cerita anak dengan kualitas terjemahan meresahkan. Hal ini memberi kesan buruk akan kualitas terjemahan. 

Buku cerita anak sudah mulai banyak beredar dalam dua bahasa: Inggris dan Indonesia. Anak-anak di Indonesia patut bersyukur dengan hadirnya buku berbahasa Inggris. 

Tren bilingual di kalangan anak tidak hanya menyentuh kawasan perkotaan. Di pinggiran kota, orangtua mulai mengenalkan bahasa Inggris kepada anak. Buku-buku cerita anak berbahasa Inggris lebih menarik dibandingkan versi satu bahasa. 

Apakah orangtua masa kini merasa bahasa Inggris jauh lebih penting untuk diajarkan kepada anak sedini mungkin?

Menguasai bahasa Inggris memang dianggap penting oleh sebagian orangtua. Tren bilingual dominan hadir pada tipe orangtua pekerja yang ingin anaknya menguasai bahasa asing.

Mengajari anak bahasa Inggris di usia 10 tahun ke bawah memberi manfaat lebih besar. Terutama dari segi kemampuan berbahasa dan membaca. 

Banyak penelitian memaparkan sisi positif bilingual bagi perkembangan otak. Saya akan menulisnya di tulisan berbeda lain kali.

Nah, kembali ke topik pembahasan awal. Seberapa penting peran proofreader dalam konteks penerbitan buku anak?

Dari pengalaman membaca beberapa buku bilingual anak, saya setidaknya bisa melihat kualitas buku yang dihasilkan oleh beberapa penerbit. 

Saya sendiri menguasai beberapa bahasa asing dan latar belakang pendidikan saya juga di bidang bahasa asing. Setidaknya, tulisan ini menjadi buah pikir dunia kepenulisan, terkhusus buku cerita anak versi bilingual.

Peran Proofreader

Proofreader adalah orang yang bertugas mengecek hasil tulisan. Biasanya, seorang proofreader memahami aturan menulis dengan baik. Tugas utama proofreader yaitu memastikan tidak adanya kesalahan penulisan.

Kenapa buku versi bilingual membutuhkan proofreader?

Kadangkala, seorang penulis menguasai bahasa Inggris. Meskipun demikian, tidak berarti ia memiliki kemampuan menerjemahkan kata secara tepat.

Sebagai contoh, saya mempelajari bahasa Inggris untuk diajarkan kepada orang lain. Saat mengambil jurusan bahasa asing, saya dituntut untuk mempelajari teori bahasa, budaya, dan tata bahasa dengan detil. 

Aspek budaya dan tata bahasa jelas sangat krusial untuk memastikan hasil terjemahan berkualitas baik. Bagi saya, sebuah buku bilingual dengan kualitas terjemahan premium terlihat dari cara penulis menerjemahkan kata.

Lantas, kenapa kesalahan terjemahan masih saja sering terjadi?

Secara pengamatan singkat, ada dua kemungkinan yang menyebabkan kualitas terjemahan rendah. Pertama, penulis terlalu percaya diri dengan kemampuan bahasa inggris (over confident). Kedua, penerbit terlalu percaya pada penulis dan tidak melakukan proofread.

Sebagaimana yang saya tuliskan di awal, beberapa penulis yang sudah menguasai bahasa Inggris belum sepenuhnya paham tentang tata bahasa dan budaya. Oleh karenanya, banyak hasil terjemahan yang keluar dari konteks bahasa Inggris. 

Terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris lebih rentan terjadi kesalahan. Mengapa? karena maksud terjemahan 'dipaksakan' dengan konteks budaya Indonesia. Maknanya, penulis tidak melihat sisi makna terjemahan dalam konteks budaya bahasa Inggris. 

Kesalahan transfer kata dari Inggris ke Indonesia juga lumrah terjadi pada buku ternama. Bahkan, di beberapa kesempatan, saya menemukan buku katagori best sellers yang hasil terjemahannya terlalu baku.

Sederhananya, jika naskah buku diserahkan pada seorang proofreader, maka kesalahan penerjemahan bisa diminimalisir bersamaan kesalahan ejaan dan pemilihan kata.

Melibatkan proofreader sebagai prosedur menyeleksi kualitas buku mestinya tidak boleh ditiadakan. Saya yakin setiap penerbit mengandalkan seseorang yang dianggap mampu menyemat peran proofreader.

Penerjemah Kompeten

Nah, ini masuk kategori penting! penerbit tidak boleh mengandalkan kemampuan penulis 100%. Kemampuan bahasa Inggris seorang penulis tidak serta merta menjadi sebuah refleksi positif alih bahasa. 

Aspek budaya dan tata bahasa adalah dua modal utama untuk membangun kemampuan menerjemahkan teks. Guru bahasa Inggris sekali pun masih banyak membuat kesalahan fatal ketika mengajar dan mempersiapkan bahan.

Dalam bidang penerjemahan, alih bahasa tidak semudah yang dibayangkan orang awam. Mentransfer satu kata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia perlu mengikuti kaedah makna dan konteks kalimat.

Makanya, buku-buku dengan kualitas terjemahan asal jadi seringkali tidak mengindahkan konteks kalimat. Sederhananya, penulis atau mungkin penerjemah sekedar mengalihbahasakan kata, frasa, atau klausa secara harfiah. 

Seorang penerjemah yang terlatih mesti tahu relevansi kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa lainnya. Penerjemah kompeten biasanya dibayar jauh lebih mahal.

Sebagai gambaran saja. Saat 13 tahun lalu menempuh studi bahasa asing, saya mengambil satu mata kuliah bernama The practice and the theories of sight translation.

Kebetulan dosen pengasuh mata kuliah ini adalah penerjemah ternama di Taiwan. Ia sudah mengalihbahasakan ratusan film dengan berbagai latar.

Selama belajar satu semester dengan beliau, kami diberi tugas menerjemahkan dua arah: dari bahasa asing ke bahasa ibu dan sebaliknya. Kami diwajibkan mengikuti seminar penerjemahan yang diadakan di kampus berbeda dalam bahasa mandarin.

Pengalaman ini mengajarkan saya tentang legalitas dan kualitas terjemahan. Saya juga belajar menganalisa tulisan, makna, dan kesalahan terjemahan secara lisan dan tulisan.

Kesimpulannya, penerjemah kompeten tidak lahir dari sekedar menguasai bahasa Inggris. Banyak hal lain yang wajib dipelajari untuk menguasai ilmu penerjemahan.

Jam terbang juga menentukan hasil terjemahan. Penguasaan bahasa inggris yang baik dan pemahaman budaya serta tata bahasa mesti diimbangi dengan pengalaman menerjemahkan. 

Intinya, peran proofreader dan penerjemah kompeten sama pentingnya. Rasanya, sulit menemukan proofreader yang sekaligus menguasai bahasa asing dengan kemampuan handal menerjemahkan teks dua arah.

Saya lebih setuju jika penerbit menyediakan keduanya demi membangun reputasi alih bahasa terbaik. Artinya, selain memastikan ejaan benar sesuai kaedah, kompetensi seorang penerjemah sebaiknya dikedepankan agar hasil terjemahan sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun