Proofreader adalah orang yang bertugas mengecek hasil tulisan. Biasanya, seorang proofreader memahami aturan menulis dengan baik. Tugas utama proofreader yaitu memastikan tidak adanya kesalahan penulisan.
Kenapa buku versi bilingual membutuhkan proofreader?
Kadangkala, seorang penulis menguasai bahasa Inggris. Meskipun demikian, tidak berarti ia memiliki kemampuan menerjemahkan kata secara tepat.
Sebagai contoh, saya mempelajari bahasa Inggris untuk diajarkan kepada orang lain. Saat mengambil jurusan bahasa asing, saya dituntut untuk mempelajari teori bahasa, budaya, dan tata bahasa dengan detil.Â
Aspek budaya dan tata bahasa jelas sangat krusial untuk memastikan hasil terjemahan berkualitas baik. Bagi saya, sebuah buku bilingual dengan kualitas terjemahan premium terlihat dari cara penulis menerjemahkan kata.
Lantas, kenapa kesalahan terjemahan masih saja sering terjadi?
Secara pengamatan singkat, ada dua kemungkinan yang menyebabkan kualitas terjemahan rendah. Pertama, penulis terlalu percaya diri dengan kemampuan bahasa inggris (over confident). Kedua, penerbit terlalu percaya pada penulis dan tidak melakukan proofread.
Sebagaimana yang saya tuliskan di awal, beberapa penulis yang sudah menguasai bahasa Inggris belum sepenuhnya paham tentang tata bahasa dan budaya. Oleh karenanya, banyak hasil terjemahan yang keluar dari konteks bahasa Inggris.Â
Terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris lebih rentan terjadi kesalahan. Mengapa? karena maksud terjemahan 'dipaksakan' dengan konteks budaya Indonesia. Maknanya, penulis tidak melihat sisi makna terjemahan dalam konteks budaya bahasa Inggris.Â
Kesalahan transfer kata dari Inggris ke Indonesia juga lumrah terjadi pada buku ternama. Bahkan, di beberapa kesempatan, saya menemukan buku katagori best sellers yang hasil terjemahannya terlalu baku.
Sederhananya, jika naskah buku diserahkan pada seorang proofreader, maka kesalahan penerjemahan bisa diminimalisir bersamaan kesalahan ejaan dan pemilihan kata.