Bukankah saat ini teknologi Artificial intelligence memungkinkan seorang penulis meminimalisir kesalahan terjemahan?Â
Lantas, kenapa banyak penulis buku yang masih mengulangi kesalahan terjemahan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!