Bukankah saat ini teknologi Artificial intelligence memungkinkan seorang penulis meminimalisir kesalahan terjemahan?Â
Lantas, kenapa banyak penulis buku yang masih mengulangi kesalahan terjemahan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!