Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyelisik Pengaruh Judi Online, Income Trap, dan Bonus Demografi Indonesia

20 Juli 2024   12:20 Diperbarui: 20 Juli 2024   12:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
judi online lewat ponsel|freepik.com

Judi bukan hanya menghancurkan keluarga, namun melemahkan perekonomian masyarakat. Bonus demografi yang seharusnya dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi, malah memperparah keadaan. 

Makanya, di media sosial orang-orang mulai memplesetkan frasa Indonesia emas menjadi Indonesia (c)emas. Cukup beralasan, bukan? betapa tidak, efek perjudian sungguh fatal dan kejam.

Income trap

Negara maju dan negara berkembang berkompetesi di jalur berbeda. Sekilas, kita bisa melihat mana negara produsen dan mana negara konsumen. Negara maju umumnya mengandalkan sumber daya manusia, sementara negara berkembang berkutik pada sumber daya alam. 

Hasil alam negara berkembang dikuras, lalu dikemas di negara maju untuk kemudian dijual kembali di negara berkembang. Ya, begitu yang memang telah terjadi puluhan tahun lamanya. Seharusnya, negara berkembang berada di posisi produsen dan konsumen sekaligus. 

Jika itu terjadi, negara-negara maju bersiap menelan ludah sendiri. Tapi, lagi-lagi, hipotesa seperti ini terbantahkan dengan teori-teori ekonomi yang menguntungkan negara maju tentunya. Negara berkembang selalu 'dibuat' tergantung pada negara maju. Lebh tepatnya, hukum sebab-akibat berlaku disini.

Income trap banyak dibahas di buku-buku yang penulisnya berasal dari negara maju. Menurut mereka, bonus demografis di berbagai negara berkembang harus diimbangi dengan income trap. 

Kaum menengah ke bawah dan menengah (lower dan middle class family) harus rela berbahagia dengan jumlah gaji yang ditetapkan. Berbeda dengan negara maju yang gaji kaum bawah setingkat dengan pekerjaan profesional di negara berkembang. 

Untuk itu, keluarga miskin selamanya akan terjebak dengan pendapatan minim dan keluarga kelas menengah harus selalu berhubungan dengan kredit pinjaman guna memenuhi kebutuhan primer dan sekunder. Income trap adalah makhlus halus yang tidak bisa dilihat tapi merasuki hampir mayoritas kelas menengah ke bawah. 

Kehidupan di negara berkembang jauh dari fasilitas memadai. Eksploitasi sumber daya alam terjadi dimana-mana. Hasil alam berupa emas, timah, nikel dinikmati negara maju. Jangan tanya berapa keuntungan yang didapat. Negara penghasil hasil alam mendapatkan sisanya. 

Jadi, bonus demografi tadi dimanfaatkan oleh tangan-tangan nakal. Berapa populasi Indonesia yang mampu berpikir kritis? kenapa sampai empat juta yang masuk ke pusaran judi?

Ini membuktikan betapa perkara literasi rendah merugikan sebuah negara. Populasi yang besar dengan tingkat membaca rendah menciptakan musibah terbesar, yakni judi online.

Kita tidak sedang merasakan arah Indonesia emas yang digambarkan, melainkan Indonesia (c)emas. Populasi besar gagal diarahkan ke hal positif yang menguntungkan bangsa. Akhirnya, eksploitasi sumber alam meningkat ke eksploitasi manusia. Negara maju tertawa riang melihat ini dari gedung pencakar langit sambil membahas green energi. 

Lalu, hasil alam dikeruk lagi untuk menghasilkan baterai yang katanya mengurangi emisi. Kemudian, baterai yang dirakit di negara maju dijual kembali ke negara berkembang. Amazing, right?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun