Rayuan seorang anak dapat meyakinkan hati seorang ayah. Kadangkala, seorang ayah membeli barang yang lebih mahal dari kemampuan finansialnya.Â
Jika perlu, ia akan berhutang untuk sekedar melihat senyuman dari wajah putra atau putrinya.
Nah, seorang anak pun bisa mempengaruhi orang tuanya dengan cara bernegoisasi. Bahkan, tidak diperlukan keahlian untuk meluluhkan hari seorang ayah.Â
Anak adalah seorang negoisator ulung yang mahir dengan bakat alami dalam diri mereka.Hanya butuh beberapa menit, seorang anak lihai dalam hal meyakinkan orang tua mereka.Â
Sebuah smartphone mahal mudah diperoleh anak saat ia dapat meyakinkan ayah atau ibunya. Asal alasannya tepat dan rayuannya mengena, orang tua mana yang tidak menghiraukan permintaan anak.Â
Sekarang, mari sejenak kita melihat bagaimana seorang sales atau penjual mampu meyakinkan pembeli. Sebagian dari mereka melakukan kesalahan ketika berhadapan dengan konsumen, terlebih calon pembeli pertama.
Anggaplah anda sedang mencari sebuah ponsel pintar. Lalu, anda melewati sederetan toko yang menjual barang yang sedang anda cari.
Pertama, anda akan melihat toko mana yang lebih menarik untuk dikunjungi. Namun, seorang sales yang pintar pandai melihat kesempatan. Sebuah sapaan sederhana dengan senyuman menjadi awal yang baik.
- Pak/buk, silahkan masuk dulu, mana tau ada barang yang dicari disini.
- Selamat sore pak/buk, kami lagi banyak diskon hari ini. Silahkan masuk dulu.
- Gimana kabarnya pak, buk. Ada yang bisa kami bantu? kualitas barang disini terjamin, ada garansi juga loh pak.Â
Kira-kira, dari ketiga sapaan di atas, mana yang lebih meyakinkan pengunjung? setiap pola sapaan menarik jenis konsumen berbeda.Â
Mereka dengan uang pas-pasan lebih memilih tertarik pada diskon, sementara pembeli yang tahu tentang kualitas tidak mencari potongan harga.
Keputusan untuk membeli antar orang boleh jadi berbeda. Seorang sales bisa menjual barang dengan harga murah, kemudian mendapat keuntungan kecil.Â