Kecelakaan bus study tour yang membawa rombongan pelajar menjadi berita memilukan. Betapa tidak, perjalanan yang seharusnya membawa kenangan indah berakhir tragis.
Di Indonesia, kecelakaan study tour masih saja menjadi berita yang kian hari membawa duka mendalam bagi keluarga korban. Rentetan kecelakaan di berbagai daerah terjadi akibat lemahnya regulasi dalam hal kelayakan angkutan umum.
Kita melihat jumlah kecelakaan di Indonesia masuk dalam daftar tertinggi di dunia. Sepanjang 2023, tercatat 148 ribu kecelakaan lalu lintas. Angka ini naik 0.4% dibanding tahun 2022.Â
Kenapa angka kecelakaan relatif tinggi di Indonesia?
Regulasi Lemah
Kita tidak sedang berlebihan jika mengatakan regulasi lalu lintas di Indonesia masih sangat lemah. Surat Izin Mengemudi (SIM) bisa didapat dengan 'mudah', sehingga tipe pengendara yang layak mengemudi atau mengendarai kendaraan belum bisa dikatagorikan sangat baik.
Coba bandingkan dengan Amerika yang jumlah korban kecelakaan hanya 44 ribu tahun 2023. Bahkan, jumlah tersebut masuk katagori tinggi bagi pemerintah setempat.Â
Di Amerika sendiri, jumlah kepemilikan mobil mencapat 275 juta. Setiap rumah minimal memiliki dua mobil. Dengan jumlah kendaraan yang besar, Amerika masih bisa menekan korban jiwa karena tidak mudah mendapatkan ijin mengemudi disana.
Dibanding Thailand dan Malaysia, jumlah kepemilikan mobil di Indonesia masih tergolong rendah. Namun, jika melihat angka kepemilikan sepeda motor, Indonesia patut berbangga.
Jawa timur dan jawa tengah saja tercatat belasan juta sepeda motor di masing-masing daerah. Ini hanya gambaran betapa regulasi penerbitan ijin mengemudi perlu mejadi sorotan untuk menekan kecelakaan lalu lintas.Â
Jalan-jalan di Indonesia belum semuanya masuk katagori aman, baik dari segi ukuran atau kelayakan. Tantangan berkendaraan di Indonesia dengan kondisi geografis berbeda memberi gambaran akan potensi kecelakaan.