Maknanya, dengan klasifikasi ini sudah cukup secara pembuktian bahwa mereka layak jadi guru. Adapun skil penunjang berupa pelatihan dan penelitian disediakan secara berkala nantinya ketika sudah berstatus menjadi guru.
Kalau sebelum menjadi guru saja sudah dibuat ribet, bagaimana ketika berstatus menjadi guru. Kalau ingin memperbaiki kualitas guru, ada baiknya mulai dari akar masalahnya terlebih dahulu.
Sediakan jaring paling halus untuk menyeleksi calon mahasiswa keguruan. Kalau perlu, batasi daya tampung fakultas keguruan untuk menghasilkan mahasiswa keguruan berstatus excellent.
Sekarang ini jumlah mahasiswa keguruan yang diterima melampaui kebutuhan guru, sehingga proses perkuliahan jadi tidak fokus pada kualitas. Seharusnya, profesi guru setingkat lebih tinggi dari mahasiswa kedokteran.Â
Ketika kualitas mahasiswa keguruan sudah di atas rata-rata, mereka siap mengisi kekosongan guru dimana saja. Ya, tinggal masukkan saja nama mereka di marketplace guru. Buat apa harus seleksi PPPK dan PPG prajabatan lagi?Â
Itu aja kok repot!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H