Banyak juga yang memutuskan hubungan dengan anak kandungnya karena bersebab tindakan memalukan keluarga.
Siapa sangka, hasil tontotan masa kecil membentuk kepribadian anak. Kebiasaan yang dianggap biasa saja berakhir buruk.
Perilaku anak adalah refleksi dari apa yang dilihatnya. Jika dominasi informasi buruk menghiasai otak bawah sadar, maka kepribadian buruk mendominasi anak saat dewasa.
Ibarat pohon bambu, ketika baru tumbuh sangat mudah dibentuk sesuai keinginan. Tapi tidak ketika sudah tumbuh besar, pohon bambu sudah mengeras dan mudah patah jika dibengkokkan.
Dalam konteks mendidik anak, hadirlah dan berikan contoh terbaik di usia 1-7 tahun. Jangan sampai smartphone membentuk kepribadian anak.
Usia dewasa bukanlah waktu yang tepat untuk mendidik anak. Bahkan, jika dipaksakan, efeknya lebih buruk.Â
Selagi anak masih kecil, berikan contoh, dampingi, dan bimbing mereka sebaik mungkin. Waktu kecil tidak bisa diulang untuk kedua kalinya, sebagaimana batang bambu yang sudah mengeras mustahil untuk dibengkokkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H