Anak di bawah 7 tahun belum mampu menyeleksi informasi yang diserap dari apa yang dilihat. Membiarkan anak untuk memegang HP tanpa pengawasan bukanlah pilihan bijak.
Di banyak tempat, orang tua condong membiarkan anak menggunakan smartphone tanpa panduan yang jelas.
Umumnya, ada dua tipe orang tua yang tidak ambil pusing ketika anak terlelap dengan HP: pertama, mereka yang sibuk bekerja. Kedua, mereka yang tidak terlalu terlibat dalam mendidik anak.
Di umur yang masih kecil, anak menyerap segala macam informasi dan menyimpannya di otak bawah sadar.Â
Informasi yang tersimpan di otak lambat laun menjadi pusat data. Uniknya, umur 1-7 anak membutuhkan figur yang bisa memandu untuk menyeleksi informasi dan memilahnya.
Saat orang tua tidak berada di samping dan mudah menyerahkan HP ke anak, maka konsekuensinya adalah anak bisa saja menyerap informasi bersifat buruk bagi otak.
Hal-hal dasar seperti konsep waktu, aturan hidup, disiplin diri, kebersihan, dan tata krama tentu saja butuh dicontohkan dan diarahkan oleh orang tua.
Jika anak gagal melihat nilai-nilai ini dari orang tua saat berinteraksi, besar kemungkinan anak akan mengalami kesulitan untuk membentuk nilai penting sebagai norma kehidupan.
Intensitas paparan HP pada anak secara tidak disadari membentuk pusat informasi yang bersebrangan dengan kepercayaan dan nilai tata krama yang berlaku dalam masyarakat.
Anak-anak yang kebanyakan menghabiskan waktu di depan layar HP bukan hanya mengalami masalah kepercayaan diri, namun juga masalah mental saat dewasa.