Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kiat Mendidik Anak Laki-laki agar Menjadi Pribadi yang Mandiri dan Tidak Manja

4 April 2021   09:13 Diperbarui: 4 April 2021   17:02 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percaya atau tidak, anak laki-laki yang condong dimanja memeliki dua kelemahan yang justru menghancurkan mereka sendiri. 

Pertama, kebanyakan dari mereka tidak memiliki mental yang kuat saat ditimpa masalah. Coba perhatikan betapa banyak anak laki-laki di luar sana yang mudah sekali menyerah saat diterpa masalah. Bahkan, saat dihadapi dengan kegagalan, tidak sedikit dari mereka sangat mudah menyerah. 

Hal ini diawali dari kebiasaan masa kecil yang sering dibiarkan dalam kenyamanan. Makan yang selalu disediakan, keperluan yang selalu disiapkan, dan tidak pernah dilibatkan untuk membantu dalam rumah. 

Mungkin, ada di antara kita yang bertanya, "Loh, kan memang semestinya anak diperlakukan begitu?" 

Jawabannya, "Tidak!"

Pembiasaan menjadi sebuah kebiasaan dan membentuk kepribadian. Banyak anak laki-laki yang tidak bisa bertahan dalam pekerjaannya karena faktor terbiasa dimanja dan akhirnya menjadi jobless karena terlalu memilih-milih pekerjaan. 

Sebagian lainnya tidak siap bersaing karena saat kecil terbiasa dibiarkan santai hingga mengatur waktu saja tidak bisa. Menyedihkan bukan?

Kedua, rasa empati tidak tertancap dalam kepribadian anak laki-laki yang sering dimanja. Kebiasaan menyediakan segala hal bagi anak laki-laki menjadikan mereka sulit mewarisi sifat empati. 

Hal tersebut terbentuk dari pelayanan istimewa saat kecil dan jarang dibiarkan membantu dalam rumah. Rasa sayang berlebihan yang tercurahkan dari orangtua membentuk pola pikir yang salah bagi anak. 

Mereka menganggap bahwa sebagai anak laki-laki semuanya bisa didapat tanpa berusaha. Saat dewasa, kebiasaan ini terbawa dan perlahan menjadi bagian dari kepribadian mereka.

Siapa yang dirugikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun