"Sayang?" Rani berbisik. "Za, kapan terakhir kali kamu bilang itu ke aku? Kapan terakhir kali kita ngobrol? Bener-bener ngobrol, bukan cuma tentang jadwal meeting atau urusan bisnis?"
Reza terdiam. Dia tidak ingat.
"Kita udah jadi orang asing, Za," lanjut Rani. "Kamu sibuk sama dunia kamu, aku kesepian di duniaku. Kita... kita udah nggak cocok lagi."
"Nggak, Ran!" Reza berseru. "Aku masih cinta sama kamu. Aku... aku bakal berubah. Aku janji."
Rani menggeleng sedih. "Kamu udah terlalu sering janji, Za. Aku... aku udah nggak bisa percaya lagi."
Rani melepas cincin pernikahannya. Dengan tangan gemetar, dia menyerahkannya pada Reza.
"Maafin aku, Za. Tapi aku rasa... kita udah nggak bisa balik lagi."
Reza menerima cincin itu dengan tangan gemetar. Air matanya akhirnya jatuh.
"Ran... please..."
Tapi Rani sudah berbalik. Dia mulai berjalan menjauh, meninggalkan jejak kaki di pasir yang perlahan terhapus oleh ombak.
Reza jatuh berlutut. Tangannya menggenggam erat cincin Rani. Dia terisak, menyesali semua waktu yang telah dia sia-siakan.