Mentari menyala di sini
Di sini di dalam hatiku
Gemuruh apinya di sini
Di sini di urat darahku
Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satu pun yang sanggup menghalangiku
Bernyala di dalam hatiku
Hari ini hari milikku
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Di sini di urat darahku
1960an. Yesterday, Wanita, Cinta Pertama, Chandra Buana
Kalau lagu jadul saya suka Yesterday, The Beatles. Tahun 1960an, radio tua dengan suara mono yang sember itu terasa merdu. Adik ibu saya juga menyalakan plat piringan hitam dengan lagu-lagu Tom Jones, Andy Williams, Beatles. Yesterday,..... alunan lagu itu seperti mengembara ke seluruh sudut ruang kediaman nenek saya. Jadilah musik favorit di masa kecil, meski lagunya adalah orang dewasa punya.
Di pavilyun mungil yang dikontrak ayah ibu saya di jalan Dago Bandung, saya mendengar Patty Bersaudara mengulang-ulang lagu Cinta Pertama. Saat itu juga saya jadi hafal,”Bulan indah berkilauan. Namun lebih indah wajahmu. Dikaulah kasih pujaan. Cintaku yang pertama,”. Ini juga lagu dewasa yang jadi favorit di masa kecil.
Puitis, itulah karakter khas kawih jaman baheula , lagu-lagu terkesan lugu, jujur, tanpa basa-basi.... untuk saya pribadi, liriknya penuh pekerti dan santun. Bukan berarti tidak kreatif. Lagu-lagu masa silam nyatanya lebih bernyawa, menjiwa, terasa kekal abadi.
Tembang kenangan lain yang kini diangkat sebagai musik latar film Soekarno besutan Hanung Bramantyo, adalah lagu karya Ismail Marzuki. Judulnya “Wanita”. Lagu ini terakhir dinyanyi ulang oleh vokalis Afgan. Namun sebelumnya Johan Untung yang pernah saya dengar. Penyanyi aslinya , saya kurang tahu. Tapi lagu Wanita ini kalau tengah mendayu lewat vokal lembutnya Afgan , rasanya seperti disanjung ke langit ....
Lagu anak-anak 1960 -1970an
Namun pada masa itu , di sekolah TK Prof Drg Moestopo , sekolah pertama saya, musik adalah lagu-lagu yang guru ajarkan, dan kami nyanyikan di sela-sela bermain. Seperti judul lagu Naik-naik ke Puncak Gunung, Balonku , Bintang Kecil, Pelangi, Aku Seorang Kapiten, Kupandang langit, Kapal Api, Tik tik Suara Hujan, Mata Air .......
Lagu anak-anak ini berlanjut hingga ke era tahun 1970an. Di mana AT Mahmud atau Ibu Sud setiap pekan memberikan lagunya bagi anak-anak lewat TVRI. Yang mengajarkan lagunya, Ibu Fat. Ibu Fat yang ramah, berkacamata dengan baju kebaya.