Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Musik Favorit Saya Jadul, tapi Maknanya Abadi

17 Maret 2017   09:30 Diperbarui: 17 Maret 2022   06:44 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lirik Lagu: Menantia (Euis Darliah, karya Guruh Soekarno)

Mentari menyala di sini
Di sini di dalam hatiku
Gemuruh apinya di sini
Di sini di urat darahku

Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satu pun yang sanggup menghalangiku
Bernyala di dalam hatiku

Hari ini hari milikku
Juga esok masih terbentang
Dan mentari kan tetap menyala
Di sini di urat darahku

1960an. Yesterday, Wanita, Cinta Pertama,  Chandra Buana

Kalau lagu jadul saya suka Yesterday, The Beatles. Tahun 1960an, radio tua dengan suara mono  yang sember itu terasa  merdu. Adik ibu saya  juga menyalakan plat piringan hitam dengan lagu-lagu Tom Jones,  Andy Williams,  Beatles.  Yesterday,..... alunan  lagu itu  seperti  mengembara ke seluruh sudut ruang kediaman nenek saya. Jadilah musik favorit di masa kecil, meski lagunya adalah orang dewasa punya.

Di pavilyun mungil yang dikontrak ayah ibu saya di jalan Dago  Bandung, saya mendengar  Patty Bersaudara mengulang-ulang lagu Cinta Pertama. Saat itu juga saya jadi hafal,”Bulan indah berkilauan. Namun lebih indah wajahmu. Dikaulah kasih pujaan. Cintaku yang pertama,”. Ini juga lagu dewasa yang jadi favorit di masa kecil.

Puitis, itulah karakter khas kawih  jaman baheula , lagu-lagu  terkesan  lugu, jujur,  tanpa basa-basi.... untuk saya pribadi, liriknya penuh pekerti dan santun. Bukan berarti tidak kreatif. Lagu-lagu masa silam nyatanya lebih bernyawa, menjiwa, terasa kekal abadi.

Tembang kenangan lain yang kini diangkat sebagai musik latar film Soekarno besutan Hanung  Bramantyo, adalah  lagu karya Ismail Marzuki. Judulnya “Wanita”. Lagu ini terakhir dinyanyi ulang oleh  vokalis Afgan. Namun sebelumnya Johan Untung yang pernah saya dengar. Penyanyi aslinya  , saya kurang  tahu. Tapi lagu Wanita ini  kalau tengah mendayu lewat vokal lembutnya Afgan ,  rasanya seperti  disanjung ke langit .... 

Lagu anak-anak 1960 -1970an

Namun pada masa itu , di sekolah TK   Prof Drg Moestopo  , sekolah pertama saya, musik adalah lagu-lagu yang guru ajarkan, dan kami nyanyikan di sela-sela bermain. Seperti judul lagu  Naik-naik ke Puncak Gunung, Balonku , Bintang Kecil, Pelangi, Aku Seorang Kapiten, Kupandang langit,  Kapal Api, Tik tik Suara Hujan, Mata Air .......

Lagu anak-anak ini berlanjut hingga ke era tahun 1970an. Di mana AT Mahmud atau Ibu Sud  setiap pekan memberikan lagunya  bagi  anak-anak lewat TVRI. Yang mengajarkan lagunya, Ibu Fat. Ibu Fat yang ramah, berkacamata dengan baju kebaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun