Mohon tunggu...
Petrik Matanasi
Petrik Matanasi Mohon Tunggu... -

Peziarah & Pemerhati Sejarah Nusantara. Asal Balikpapan. Kuliah sejarah 7 tahun di UNY Jogja. Kini tinggal Palembang. Bukan penulis handal, hanya saja suka menulis hal-hal yang humanis. Apapun yang saya tulis atau ucap, sulit sekali bagi saya untuk tidak Historis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Klowor Sang Kopral

15 September 2010   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Tidak, aku tidak pernah memiliki siapapun.”

“Kamu beruntung.”

Aku terdiam. Lalu beranikan diri bertanya.

“Apa yang Nyonya alami?”

“Aku tidak bisa melupakannya. Aku tidak ada kawan mengobrol lagi. Aku hanya sendiri di negeri ini.”

“kemana suami anda?”

“Dia tewas oleh rencong Aceh. Jika tidak dia akan datang sore ini.”

“Anda tidak tahan sendiri.”

“Mungkin.” Katanya.

“Aku tidak ingin jalani sore sendiri, itu menakutkan.” katanya.

“Ya sore adalah waktu yang indah Nyonya, dulu ibuku ajak aku berjalan sore di Kutoarjo. Karenanya saya suka jalan-jalan sore.” Kenangku pada Ibu yang lama pergi. “Saya senang bisa kesini diwaktu sore.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun