Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pesugihan Babi Ngepet

9 Februari 2020   23:15 Diperbarui: 9 Februari 2020   23:39 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi instagram @mas_nawir
Ilustrasi instagram @mas_nawir
Lalu ia pulang secepat saat berangkat.  Istrinya takjub melihat bertumpuk uang,  membuat mereka lupa daratan.Hidup Ratno berubah dalam sekejap. Hari ini apapun yang ia inginkan menjadi kenyataan. Tinggal bilang,  barang datang.

Sekarang ia tak lagi tinggal di kontrakan.  Sebuah rumah di kawasan mewah ia beli secara kontan.  Sampai petugas bagian pelayanan keheranan, bapak ini kerja apaan?

Beberapa waktu berlalu, banyak daerah sekitar  tempat tinggal Ratno heboh. Mereka kehilangan uang di banyak tempat,  di lemari besi,  di bawah kasur,  di atas plafon bahkan yang disimpan dalam kotak rahasia pun hilang.

Ratno terus menjalani hidupnya dengan me-ngepet.  Ia tak pernah faham siapa korbannya.  Karena ia datang di tempat yang jauh.  Dari bisikan gaib yang ia terima.

Istrinya tetap Setia, menunggu sesaji beserta lampu minyak yang harus menyala dan ia harus siap mematikan saat lampu minyak sudah bergoyang.

Malam itu hujan deras,  petir menggelegar.  Ratno sudah keluar rumah.  Dalam ruangan khusus dan lembab istrinya kedinginan,  ia tak konsentrasi,  tertidur pulas beberapa saat.  

Terbangun saat rambutnya basah,  ada bau anyir darah.  Lampu minyak sudah padam. Dingin mencekam.  Saat lampu ruangan dinyalakan,  ia terkaget.  Melihat isi tampah,  tercecer ke segala arah.  Air putih di mangkok tertumpah,  membuat sebagian lantai memerah.  

Istri Ratno menangis,  gugup tiada tara.  Ia tak tahu harus bagaimana.  Sejak itu suaminya tak pernah kembali....

Babi hitam penjelmaan Ratno,  terus mengerang.  Menahan sakit  tak terkira.  Yang  menusuk hati hingga tulang belakang.  Warga makin tak sabaran.  Mereka kembali menyerang Ratno,  meskipun ia sudah tak berdaya.

Lalu sebuah tusukan menghujam,  membuat mata Ratno tak bisa terpejam ia menemui ajal sebagai babi.  Menjadi budak siluman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun