Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ritual Pesugihan Gunung Kawi

7 Februari 2020   22:41 Diperbarui: 7 Februari 2020   23:29 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Kawi /Ilustrasi:  Suara merdeka dari Netralnews

Kang Kirman rebah,  lemas lunglai lemah.  Tertidur seperti mengalami hibernasi.  Suara sewot istrinya sudah tak terdengar lagi.  Karena Kang Kirman sudah dibuai mimpi.

Pagi hari,  seorang tamu tak dikenal mengetuk pintu. Membawa tas kulit mengkilap.  Mobil Pajero parkir di depan rumah kang Kirman.  

Istrinya tergopoh. Membangunkan kang Kirman.  Terhuyung,  kang Kirman keluar kamar. Bersalaman dengan tamu.

Belum sempat Kirman bertanya lebih jauh,  sang Tamu sudah terlebih dahulu memperkenalkan diri.

Ia adalah utusan sebuah kontraktor di jakarta,  sedang mencari ahli las yang bisa diajak kerja sama.

"Bapak tidak usah ikut bekerja,  mengawasi saja,  sambil memberikan arahan pada tukang yang mengerjakan", begitu kata tamu.

Kang Kirman melongo,  ia tak menyangka keahliannya mengelas besi dilirik pengusaha Jakarta.

Setumpuk uang ditinggalkan untuk Kang Kirman sebelum sang tamu pergi.  Istri Kang Kirman tersenyum lebar lupa akan semua kesalahan Kang Kirman.

Sejak itu kehidupan Kang Kirman berubah.  
Rumah lantai dua seberang jalan berhasil dibelinya.  Mobil keluaran terbaru menghiasi garasinya.  Istrinya tak lagi bekerja sebagai buruh cuci.  Bahkan kini mereka sudah punya 2 asisten rumah tangga. Hidup mewah berkecukupan.

Tapi yang mengherankan putri mereka satu-satunya berubah perangainya.  Ia jadi pendiam sekarang.  Tak mau sekolah,  tak mau keluar,  hanya diam mengunci pintu di kamar.  Sampai suatu ketika,  putrinya berteriak seperti  orang kesurupan.  Tabib dan ustad di datangkan , tapi tak merubah keadaan.  Bahkan dokter rumah sakit jiwa menyerah tak sanggup merawatnya.

Putri Kang Kirman semakin liar. Sering keluar malam-malam sendirian.  Pergi dan berjalan tak tentu arah sampai keluarganya kebingungan.  Yang terakhir membuat heboh orang sekampung.  Putri kang Kirman keliling kampung sambil telanjang,  sambil menari dan menyanyi dengan irama tak jelas.  
Istri Kang Kirman menangis sesenggukan. Menangisi nasib putrinya yang makin mengenaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun