Begitu kata kang Arifin tetangganya yang memang suka iseng melihat berita di internet.
Spontan tangan Kang Pardi mengetikkan kata kunci di layar hp, lalu terpampang informasi dalam berbagai versi. Video, berita, maupun gambar-gambar yang menarik perhatiannya.
Sepeninggal kang Arifin, pikiran Kang Pardi sedikit terganggu. Semalaman ia berfikir tentang warungnya yang kini mulai sepi pembeli.
Penjual kopi sudah marak di kampungnya. Pendapatannya mulai turun dalam beberapa bulan terakhir ini. Bahkan beberapa puluh gorengan yang dibuat istrinya kadang tak tersentuh pembeli. Akhirnya dimakan sendiri atau untuk hadiah ayam kelaparan di belakang rumah.
Suatu hari, ia pamit kepada istrinya untuk perjalanan ziarah ke makam wali. Rombongan dari kalungnya berangkat ke makam walisongo, tapi ia berangkat ke Gunung Kemukus seorang diri.
Melewati Salatiga Boyolali sampailah ia di area makam Kemukus. Malam Jum'at pon memang waktu yang ditunggu-tunggu oleh peziarah untuk melakukan ritual.
Lokasi makam penuh sesak. Ia kebingungan harus berbuat apa, mengingat tak ada panduan yang menuntun bagaimana caranya agar niatnya bisa terlaksana.
Menunggu di warung kopi hampir tengah malam, lalu seorang wanita berkerudung biru menghampirinya,
"Piyambakan mas?", Kata perempuan ini ramah
"Nggih mbak", jawab jawab kang Pardi pelan.
Rupanya mereka sudah mendapatkan kata kunci. "Piyambakan" atau sendiri itu merupakan keyword untuk mendapatkan pasangan di Kemukus.