Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhirnya Putri Saya Sadar Bahwa Ia Perempuan Tulen

29 Januari 2020   08:20 Diperbarui: 29 Januari 2020   08:36 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah satu hari di UGD istri saya belum bisa pulih, harus dirawat intensif di ICU agar kondisinya segera pulih. Setelah masa kritis berakhir selama 4 hari, istri dipindahkan ke ruang perawatan.

Dokter yang merawat mengatakan bahwa sebenarnya istri saya baik-baik saja. Namun ada kendala saat persalinan. Ari-ari yang kedua, menempel lengket di dinding perut, dan bidan menariknya dengan paksa. Maka terjadilah pendarahan hebat dari luka perut bagian dalam.

"Itu namanya pendarahan partus luar pak", kata dokter menerangkan.

Yah sudahlah, saya tidak mempermasalahkan apapun. Yang penting istri saya sehat dan anak saya juga sehat.

Selama istri saya dirawat bayi masih di rumah bidan. Dan bidan beberapa kali ke rumah sakit untuk menyusukan anak kami.
Bidan yang merawat menyampaikan informasi bahwa berat tubuh anak saya adalah 5,8 kg dengan panjang 49cm. Jadi bayi umur satu Minggu besarnya sama dengan bayi umur 4 bulan.

Dan 3 hari kemudian istri diperbolehkan pulang meskipun keadaannya masih belum pulih benar.

Putri saya tumbuh dengan normal seperti bayi lainnya. Sejak kecil ia tidak doyan bubur instan seperti SUN dan sebagainya. Ia hanya mau makan masakan ibunya. Jadi setelah asi ekslusif selama 6 bulan anak saya mulai makan makanan yang dibuat oleh ibunya. Nasi yang diblender dengan  sayur, kentang, wortel, bayam adalah makanan kesukaannya.

Sejak usia 7 bulan, karena kami muslim, anak-anak kami biasakan untuk memakai jilbab. Tapi anak saya yang satu ini tidak pernah mau. Bahkan rok pun ia tidak mau.
Maunya celana dan kaos.

Saat ia masih berusia 2 tahun pasca disapih dan sudah bisa ngomong, ia meminta mainan anak laki-laki. Seperti robot, senjata mainan, bola, dan semua jenis mainan anak laki-laki.

Pada usia 4 tahun, kakinya sudah lincah memainkan bola. Pagi hari setelah subuh, kami sering melihat putri saya menendang bola ke  arah tembok.Duk.. Duk.. Duk .. hampir setiap hari.

Saat masuk sekolah TK ia kami berikan rok untuk seragamnya. Tapi anak saya menolak. Ia meminta celana dan baju. Dan akhirnya kami mengalah meskipun harus berdebat dengan guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun