Altar dengan patung sang Budha dan puluhan perangkat untuk keperluan peribadatan  tertata rapi di meja kecil depan altar. Terlihat lilin besar menyala sebagai symbol agar kehidupan yang nyaman dan terus berkelanjutan terus berjalan.
Kami meninggalkan dusun Lamuk dengan rasa yang mendalam, tak mudah terlukis kata. Sekarung ketela rambat dinaikkan ke jok saat saya sudah di atas motor bersiap menstater.Â
"Untuk oleh-oleh orang di rumah pak", kata pak Yamto ramah dan berharap suatu hari saya bisa datang lagi untuk tetap menyambung silaturahmi.
Dusun Lamuk  yang penuh kedamaian, memberi semangat yang yang tak pernah padam seperti nyala lilin di Vihara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H