"Karena hampir semua berangkat pak, Â kecuali yang beragama lain", lanjut pak Yamto penuh semangat.
Dusun Lamuk memang bisa jadi contoh adanya kehidupan toleransi yang sangat tinggi. Bisa dibuktikan pada  saat ada acara-acara peringatan agama Budha, semua orang datang di rumah tetua warga dengan makan bersama. Demikian juga saat lebaran dan natal. Semua dirayakan oleh seluruh warga dengan kebersamaan.Â
Setelah berbincang sejenak dengan suguhan kopi panas dan makanan kecil, pak Yamto menawari kami untuk melihat Vihara yang yang tadi kami datangi.Â
"Vihara ini dahulunya kecil pak", kata pak Yamto setelah kami sampai.Â
Tapi dari swadaya penduduk dan sumbangan para dermawan, vihara ini diperlebar agar bisa memuat lebih banyak orang.
Kegiatan peribadatan agama Budha dipimpin pak Yamto dilaksanakan di tempat ini. Juga kegiatan anak-anak dan para remaja dengan dengan berkesenian seperti menabuh gamelan dan belajar tari dengan instruktur warga setempat.
Tak segan, Pak Yamto mempersilahkan saya mengambil gambar di ruangan vihara.
"Monggo pak", jawab pak Yamto saat saya meminta ijin apa boleh mengambil gambar dalam ruangan Vihara.