"Boleh, Viola istirahat dulu Bu ?" tanya Viola.
Mbak Wahyu hanya bisa mengangguk kecil, sambil menahan air mata yang akan menetes. Mbak Wahyu  memandang Viola yang pergi ke kamarnya. Nampak oleh mBak Wahyu, Viola mengangkat hp, sambil berjalan ke arah kamarnya.
Suatu hari Dede kembali menjumpai Pak edy di rumahnya dengan tergopoh-gopoh.
"Ada apa De ?" sergah Pak Edy.
"Viola resign, pak. Katanya ingin membuka laundry kiloan di rumah." seru Dede.
"Lho bukannya kemarin mbak Wahyu, ibunya Viola baru saja pulang dari umroh ?" tanya Pak Edy.
"Itulah, pak. sepulang ibunya dari umroh, Viola minta resign dan ingin membuka usaha sendiri. Selama ibunya di tanah suci, Viola juga berlaku aneh, pak." seru Dede.
"Aneh. Apanya yang aneh De ?" tanya Pak Edy penasaran.
"Sepulang tugas dari luar kota, Viola mengembalikan uang dinas sisanya. Viola pun sekarang menjadi pendiam, pak." lanjut Dede.
"Apanya yang aneh De. Kalau banyak yang seperti Viola kan malah bagus untuk kinerja kantor. Â Ada penghematan pengeluaran. Itu prestasi lho De." tegas Pak Edy.
"Kacau pembukuan, pak." seloroh Dede.