Dede semakin rajin saja kerja di bekerja kantor dan kinerjanya semakin naik. Memang sering terlihat oleh Pak Edy ketika pagi-pagi sebelum jam masuk kerja, Dede dan Viola masih ada di kantor. Â Namun terkadang Dede dan Viola masuk kantor kesiangan. Tapi memang pekerjaan yang Pak Edy tugaskan kepada Dede selesai.
Namun belakangan pak Edy mendengar selentingan berita tentang Viola yang kurang terpuji. Sebetulnya pak Edy ingin bicara dengan Viola dari hati ke hati, mengenai yang sedang Viola jalani. Mengingat Viola adalah anak kandung mbak Wahyu, teman sma Pak Edy. Namun karena kesibukan tugas-tugas kantor, Pak Edy belum sempat melakukan pendekatan kepada Viola.
"Viola masih di kantor De ?" tanya pak Edy memecah kebuntuan.
"Ini nanti saya berjanji buka puasa bersama dengan Viola di kantor." pelan Dede menjawab.
"Memang Viola puasa ?" selidik Pak Edy.
"Kadang memang banyak bolong sih pak." jawab Dede lirih.
"Nasehati Viola, Dede, kamu kan sering bekerja bersama Viola." seru Pak Edy.
"Itulah pak. Viola sering membantu menyelesaikan tugas-tugas yang Bapak berikan kepada saya. Viola juga pandai bergaul dengan rekanan. Sepertinya banyak rekanan yang cocok berkomunikasi dengan Viola. Banyak pekerjaan saya yang menjadi lancar setelah Viola datang. Tapi ..." tiba-tiba Dede menghentikan ceritanya.
"Tapi apa De ?. Bilang saja terus terang kepada saya. Kalau kalian memang baik baik saja, kan bagus untuk kantor." lanjut Pak Edy.
"Itulah pak. Saya tidak ingin kehilangan Viola, pak. Saya sudah sangat tergantung pada Viola. Hanya saja akhir-akhir ini Viola terkadang suka di luar batas." seru Dede.
"Tunggu dulu. Memang Viola mau ke mana, kok kamu jadi seperti kehilangan gairah begini." seloroh Pak Edy.