Mohon tunggu...
Marwa AnindhyaMahardika
Marwa AnindhyaMahardika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Baris berbaris

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Satu Hari

29 September 2022   08:25 Diperbarui: 29 September 2022   08:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                            PROLOG

    Rasa bahagia yang kita rasakan tidak selalu dari sesuatu yang besar, namun bisa juga berasal dari hal yang sederhana. Dari rasa bahagia tersebut bisa menambahkan kebersyukuran kita terhadap kehidupan ini. Seperti halnya dengan Anin, hanya dengan satu hari pergi bersama teman -- temannya dia mendapat banyak pelajaran. Dalam satu hari itu Anin merasakan kecemasan namun juga mendapatkan banyak kebahagian.

    Dalam satu hari itu dilatar belakangi oleh perlombaan Paskibra, ya Anin adalah siswa kelas 12 SMA yang mengikuti ekstrakulikuler Paskibra sejak Sekolah Dasar kelas 5. Paskibra membuat Anin menemukan siapa dirinya, membuat ia menjadi percaya diri, membuat ia memiliki banyak teman, dan melalui paskibra juga Anin menemukan sahabat  yang sehati, istilahnya yaitu sefrekuensi. Ke empat sahabatnya itu memiliki kepribadian yang sangat berbeda namun itu tidak membuat Anin dan sahabatnya menjadi saling berselisih, ya walaupun pasti ada rasa kesal satu sama lain. Semua sahabat Anin mengikuti ekstrakulikuler Paskibra juga, mereka adalah Delian ,Endah, Firman dan Dani.

    Jadi rasa bahagia apa yang dirasakan oleh Anin?. Apa hubungan dengan Paskibra dan keempat sahabatnya?. Pengalaman apa yang membuat Anin mendapatkan pelajaran?

                                 SATU

    "Teteeeh", mereka semua menghampiri Anin, Endah dan Delian dengan wajah senang seraya salam pada Anin dan Endah.

 Mereka semua adalah anak -- anak SMPN 3 Kreatif yang sedang menunggu pelatih untuk latihan Paskibra. Anin dan Endah baru saja sampai di SMPN 3 Kreatif untuk membantu melatih adik -- adik disana yang mengikuti Paskibra. Anin dan keempat sahabatnya memang sering membantu melatih, tak heran pada saat mereka datang adik -- adik SMP langsung menhampiri mereka.

"Udah mulai latihan belum?" tanya temanku Santi pada adik SMP yang diketahui bernama Keisha.

"Belum teh, akangnya belum kesini" jawab Keisha

Hari ini hari sabtu, Anin dan sahabatnya memang selalu membantu pelatihnya yang akrab disapa dengan Kang Ugi untuk melatih SMPN 3 Kreatif. Namun yang bisa membantu hanya Anin, Endah dan Delian karena Firman dan Dani tidak ikut, katanya sih mereka tidak ada kendaraan. Sedikit cerita, Paskibra sekolah Anin yaitu SMAN 1 Pelita masuk pada organisasi atau management yaitu Ksatria Lingkar Sunda. Organisasi tersebut menaungi Paskibra 16 sekolah yang berada di Kabupaten Bandung Barat termasuk sekolah Anin dan SMPN 3 Kreatif. Itulah alasannya Anin dan sahabatnya selalu membantu melatih sekolah lain, karena Ksatria Lingkar Sunda sangat menjalin persaudaraan yang kuat dan semuanya saling membantu satu sama lain.

"Sambil nunggu akang pemanasan dulu aja yah!", perintah Anin, Endah dan Delian.

Seraya menunggu adik- adik melakukan pemanasan, mereka mengobrol. Kebetulan pada hari itu salah satu sekolah yang dinaungi oleh Ksatria Lingkar Sunda yaitu SMK Jaya Sakti sedang mengikuti perlombaan di Bandung. Rencananya Anin, Endah dan Delian akan pergi ke Bandung untuk mendukung SMK Jaya Sakti. Anin mengajak Firman dan Dani karena memang tempatnya lumayan jauh sehingga perlu ada laki -- laki yang mendampingi.

"Anin hayu ah nonton Jaya Sakti lomba!" ajak Endah pada Anin.

"Hayu udah lama gak nonton lomba, kangen vibesnya" jawab Anin mengiyakan.

"Tapi ajak si Firman sama si Dani, biar si Firman yang bawa motor aku!" potong Delian.

"Iyah sok aja chat sama kamu" balas Endah.

Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian mereka baris. Anin, Endah dan Delian mengatur dan mengecek posisi badan adik -- adik karena memang Paskibra itu pada saat baris harus   tegak tubuhnya. Endah pun mulai mengintruksikan aba -- aba dasar, sedangkan Anin dan Delian melihat adik -- adik dan membenarkan posisi pergerakan yang kurang tepat. Endah adalah komandan peleton atau danton sejak SD, dia sudah beberapa kali memenangkan danton terbaik di beberapa perlombaan. Bahkan juri perlombaan pun sudah kenal kepada Endah dan terkadang mengajak berbincang pada Endah.

Selama kurang lebih 10 menit memberikan aba-aba dasar pada adik-adik, akhirnya akang pun datang. Anin, Endah dan Delian salam pada kang Ugi. Kemudian kang Ugi memberikan tugas kepada Anin, Endah dan Delian untuk mengajarkan mereka aba-aba jalan ke jalan. Anin dan Delian ditugaskan untuk mengajarkan perempuan sedangkan Endah laki-laki. Endah memiliki karakter yang sedikit berbeda daripada yang lain, dia dapat memimpin dan membawa suasana menjadi lebih seru sehingga dia ditugaskan mengajar laki-laki agar mereka lebih tegas. Mereka pun menjalankan tugasnya, kang ugi pun ikut membantu dan memberitahu jika ada yang kurang tepat tempo jalannya. Anin dan Delian mengajarkan dengan cara ikut baris juga agar memudahkan mereka menyamakan temponya.

    "Endah, Anin, Delian sini dulu!" perintah Kang Ugi.

    "Iyaa apa kang?" tanya Endah

    "Ini anak-anak terus latih yah sampai jam 12, akang duluan mau ke Bandung liat Jaya Sakti!" seru Kang Ugi.

    "Siap kang, kita juga nanti mau nyusul kesana kang" kata Anin

    "iyaa sok, akang duluan yah titip anak-anak!" Pinta Kang Ugi sambal jalan meninggalkan lapangan

    "Hati-hati kang!" seru mereka.

    Mereka pun melanjutkan melatih adik-adik SMP. Setelah terdengar suara adzan dzuhur, Anin menyuruh adik-adik untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu bersama-sama dengan Anin, Endah dan Delian. Setelah melaksanakan shalat mereka menyuruh adik-adik untuk berkumpul di  lapangan kembali. Sebagai penambah semangat Endah mengusulkan untuk melakukan yel-yel terlebih dahulu sebelum pulang.

    Rasa bahagia Anin mulai rasakan melihat adik-adik SMP yang ikut senang dengan melakukan yel-yel. Kemudian Endah memimpin doa sebelum pulang, setelah itu adik-adik SMP salam kepada mereka.

                               DUA

"Jadiin yuu!" Delian mengawali pembicaraan.

"Tapi kayaknya jauh deh di daerah Tegal Lega" Anin membalas Delian.

"Jauh banget atuh, aku mau ajak si Rini dia rumahnya deket Tegal Lega, nanti pas di sana aku mau bareng dia" jelas Endah.

Akhirnya Anin, Endah dan Delian sepakat untuk pergi mendukung SMK Jaya Sakti di Bandung. Sebelum pergi kesana, mereka menjemput Firman karena dia tidak ada motor, akhirnya dia bersama dengan Delian dan Anin dengan Endah. Namun Dani tidak bisa ikut karena dia ada acara dengan teman sekelasnya.

Mereka berempat berangkat dari jam 13.30, cuaca pada hari itu teduh seperti akan hujan tetapi tidak gelap. Perjalanan mereka mulai terhambat ketika telepon milik Endah yang terus bergetar meminta untuk diangkat. Anin memberi kode pada Firman dan Delian untuk menyisi.Endah membuka teleponya, terpampang nama Rini di benda pipih itu. Endah menekan telponya lalu menyimpannya dekat telinga.

"Halo Rin kenapa? " tanya Endah

"Ini motornya diambil sama oknum, katanya belum lunas. Mereka maksa jadi aku kasih, ini motornya bukan punya aku tapi punya Salsa" jawab Rini dengan suara panik.

Anin, Delian dan Firman saling menatap dengan tatapan penasaran.

"Rini ditipu, jadi dia ngga akan ikut ke Tegal Lega" pernyataan Endah menjawab kepenasaran Anin, Delian dan Firman.

"Jadi dia sekarang di mana?" tanya Anin.

"Ke kantor polisi buat laporan" Jawab Endah

Percakapan mereka diakhiri oleh Endah, motor yang mereka kendarai mulai meluncur kembali. Endah merasa gelisah dan tidak enak terhadap Rini, Endah merasa apa yang terjadi pada Rini adalah salahnya karena sudah mengajak Rini sampai Rinii masuk dalam masalah.

Semakin lama, udara dingin mulai mengelus kulit mereka. Rintikan air hujan menyentuh tubuh mereka yang lama kelamaan menjadi semakin besar. Anin kembali mengkode pada Firman dan Delian untuk segera menepi dan meneduh. Tak ada pembicaraan yang mencolok pada saat meneduh di daerah Sangkuriang itu, mereka hanya melihat air hujan yang turun.

Hampir 10 menit mereka meneduh, hujan pun sudah mulai mereda. Anin mengajak Endah, Delian dan Firman untuk kembali melanjutkan perjalanan sebelum hujan datang kembali. Tak lupa mereka menggunakan jaket dan jas hujan terlebih dahulu. Perjalanan pun dimulai kembali, mereka menyusuri Cimareme lalu Cimahi dengan keadaan gerimis.

Mereka berfikir hanya di daerah Cimahi saja yang turun hujan, tapi mereka salah. Sesampainya di Kota Bandung, langit menangis dengan deras menerpa mereka. Perasaan mereka sudah bercampur aduk karena cuaca yang tidak mendukung ditambah keadaan di jalan yang macet.

"Firman kamu basah semua" teriak Endah menertawakan Firman.

Anin dan Delian ikut menertawakan Firman setalah mendengar pernyataan dari Endah. Dari gurauan Endah itu, membuat keadaan menjadi tidak begitu gelisah. Mereka terus melanjutkan perjalanan, setalah hujan yang deras kini mereka dihadapkan dengan keadaan jalan yang sangat macet. Anin merasa kesal dengan macet ini, karena jika mereka datang terlambat ke tempat perlombaan mereka tidak akan melihat penampilan dari SMK Jaya Sakti. Tak lama dari itu terpampang jelas nama tempat perlombaan Paskibra, mereka merasa bahagia karena bisa sampai dengan selamat.

                         TIGA

Harum makanan atau streetfood menyambut Anin, Endah, Delian dan Firman. Harum yang membuat perut mereka keroncongan. Namun, masalah perut mereka ke sampingkan dahulu karena mereka langsung melihat para pelatih Ksatria Lingkar Sunda dan SMK Jaya Sakti yang baru saja tampil. Ada sedikit rasa kecewa karena mereka tidak melihat penampilan dari SMK Jaya Sakti. Tetapi mereka tetap mendukung SMK Jaya Sakti sampai diberitahukan pemenangnya.

" I just need someone in my life to give it structure ..." semua peserta lomba termasuk Anin, Endah, Delian dan Firman menyanyikan lagu yang berjudul I love you so dari The Walters.

Sebelum pemenang diumumkan memang para peserta ditunjukkan oleh beberapa hiburan seperti sekarang ini. Hiburan ini akan membuat para peserta menjadi lebih tenang dan relaks sebelum pengumuman.

"Sudah siap mendengarkan siapa yang juaraaa? " teriak panitia

"Siaaappp" jawab semua peserta, tentunya Anin, Endah, Delian dan Firman ikut menjawab.

Pengumuman pemenang mulai diumumkan dari kategori terendah sampai kategori menengah. Wajah dari peserta SMK Jaya Sakti sangat tegang karena jika sudah mulai pada kategori tinggi hanya ada dua penentuan yaitu menjadi juara kategori tinggi atau tidak menang sama sekali. Sementara Anin, Endah, Delian dan Firman menampilkan wajah yang sulit ditebak. Sebenarnya mereka sudah mengetahui siapa pemenangnya karena sebelumnya mereka diberitahu oleh Kang Irfan yaitu pelatih dari SMK Jaya Sakti.

" Teh kita keberapa yah?" tanya Farel pada Anin

"Gak tau teteh juga tungguin aja" jawab Anin bohong

Detik - detik menegangkan mulai datang

"Dan juara utama 1 sekaligus juara umum jatuh kepadaa.... SMK Jaya Saktiii"

Semua ikut senang dan teriak bahagia ketika mendengarkan pengumuman terakhir itu. Endah memimpin lagu - lagu kemenangan sebagai ungkapan rasa senang mereka. Walaupun Anin, Endah, Delian dan Firman tidak sekolah di SMK Jaya Sakti tetapi mereka sangat bahagia dan ikut senang terhadap kemenangan SMK Jaya Sakti. Selain menyabet juara utama 1 dan juara umum, mereka pun mendapatkan fariasi pormasi terbaik, komdan terbaik dan mendapatkan piala gubernur.

"Anin tolong anter aku ke rumah Rini yah, aku gak enak kalo gak minta maaf langsung" pinta Endah.

"Iyah Endah, sekarang aja takut kemaleman" ajak Anin

Anin dan Endah meminta izin untuk pulang duluan. Sementara Delian dan Firman akan pulang bersama rombongan SMK Jaya Sakti.

                           EMPAT

Malam itu, dua perempuan menyusuri Kota Bandung. Tujuanya yaitu ke daerah Buah Batu. Ya, setelah meminta izin untuk pulang duluan Anin dan Endah langsung pergi menuju kediaman Rini di Buah Batu. Anin sebenarnya merasa khawatir dan ingn pulang karena hari sudah malam dan mereka berada jauh dari rumah. Tapi Anin ingin membantu Endah ubtuk mrminta maaf pada Rini.

Sesampainya di kediaman Rini mereka disambut oleh suasana yang ramai. Rini sedang bersama teman - teman dan saudaranya. Endah langsung saja memulai pembicaraanya debgan Rini sedangkan Anin tidak banyak bicara karena dia pemalu dan butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan orang baru. Meskipun begitu, Anin merasa bahagia karena dengan mengantar Endah bertemu Rini, dia mendapatkan kenalan baru.

Semakin lama udara semakin dingin, Anin membeli secangkir kopi untuk menghangatksn tubuh. Kebetulan di sebelah rumah Rini terdapat warung yang menjual jajanan dan kopi. Selama satu jam setengah mereka berada di rumah Rini, selama itu Anin hanya ikut mengobrol sedikit dan sisanya dia hanya diam menggosok - gosok tangan agar hangat dan sesekali membuka hp untuk memberi kabar kepada orang tua Anin.

" Hati - hati yah, padahal kamu gak kesini juga gapapa. Aku ketipu bukan karena kamu" ucap Rini pada Endah

"Tetep aja aku juga Salah, maaf yah" tutur Endah

Tepat pukul 21.30 Anin dan Endah berpamitan pada Rini dan teman - temannya. Perjalanan masih jauh untuk sampai ke rumah. Sepaniang jalan mereka bersenandung, kadang - kadang bernyanyi atau bershalawat.

"Endah kalo udah sampe di Padalarang aku mau beli baso dulu, soalnya ibu sama ayah aku nitip" teriak Anin pada Endah agar terdengar.

"Okee" Endah pun menyaut.

Satu jam berada di motor membuat tubuh mereka pegal ditambah lelah karena seharian beraktifitas. Sebelum pulang sesuai perkataan Anin, dia membeli bakso terlebih dahulu untuk orang tuanya Jam sudah menunjukkan pukul 22.40, tetapi bakso mas Surya ini penuh oleh pelanggan. Anin pun harus menunggu sedikit lama untuk memesan baksonya.

"Pesan berapa neng? " tanya mas bakso pada Anin.

"Dua mas, yang satu bakso aja yang satu lagi pake toge sayur" jawab Anin.

"Tunggu ya neng"

Anin menjawab dengan senyumannya. Dia melihat mas Surya yang teliti membuatkan pesanan untuk semua pelangganya. Sedangkan Endah menunggu di motornya sambil memainkan benda pipih itu.

"Neng ini jadi 28 ribu" saut mas Surya mengagetkan Anin.

"Makasih mas ini uangnya pas" Anin memberikan uangnya.

" Sama - sama neng".

Setelah kegiatan itu, Anin dan Endah pulang. Rasanya badan mereka sudah remuk, karena lelah. Tidak sampai 10 menit mereka sudah sampai di rumahnya masing - masing. Anin sampai di rumah pada pukul 23. 10, waktu yang sangat malam bagi perempuan pulang pada larut malam. Mungkin orang yang tidak mengetahui cerita Anin dan teman - temanya akan menganggap mereka nakal, tetapi Anin tidak peduli karena apa yang mereka lakukan merupakan hal yang positif. Karena dari satu hari itu banyak pengalaman baik yang didapat oleh Anin dan teman - temannya.

                             EPILOG

Dalam perjalanan pulang dari rumah Rini, mereka terhenti karena lampu merah. Di jalan Anin dan Endah selalu bernyanyi atau bershalawat. Namun ketika di lampu merah perhatian Anin tertuju pada anak laki - laki yang sedang duduk di pinggir jalan. Pakaianya lusuh dan badannya kotor, di sampingnya terdapat karung yang digunakannya untuk mencari rupiah.

"Endah kasian, kasih uang jangan atau makanan? " tanya Anin.

"Ini aja, somay yang tadi aku beli kasihin" jawab Endah

Endah memanggil anak laki - laki itu sambil memberikan somaynya. Anak itu lalu mengambilnya dan mengucapkan terimakasih. Somay yang diberikan Endah langsung dimakan oleh anak itu dengan lahap.

Tidak hanya anak laki - laki itu saja, di lampu merah selanjutnya adalah anak perempuan yang kira - kira berumur 10 tahun. Penampilanya lusuh dan wajahnya kotor. Tangan kirinya memegang keler yang berisi uang.

"Teh minta uangnya teh, plis tehh, tehh minta tehh!! " rengek anak itu sambil memaksa

Anin dan Endah hanya diam saja, bukannya tidak ingin memberi tapi mereka yakin kalau dibalik anak yang meminta itu pasti ada orang tua yang tidak bertanggung jawab atau bahkan oknum negatif yang menjadikan anak itu sebagai ladang rupiah. Pendapat mereka semakin kuat ketika di dalam keler anak itu sudah terisi uang banyak. Semakin lama anak itu semakin memaksa bahkan mengeluarkan kata kasar kepada Anin dan Endah. Karena lampu sudah berubah menjadi hijau, mereka melaju kembali meninggalkan anak itu yang sebelumnya mengatai mereka dengan kata kasar.

Melihat hal itu Anin berfikir seharusnya anak sekecil mereka pada jam semalam itu sedang tidur di kasur yang hangat. Tetapi mereka harus mencari nafkah karena keadaan. Anin semakin bersyukur terhadap apa yang dia miliki. Meskipun Anin terkadang ditimpa masalah tapi Anin masih bisa merasakan hangatnya kasur, selimut dan kasih sayang dari orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun